Kas Menipis, Emiten Menara Sandiaga Uno Terbitkan Obligasi Global Rp4,36 Triliun
Emiten menara PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) berencana menerbitkan surat utang tanpa berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS) US$300 juta. Nilai ini setara Rp4,36 triliun dengan asumsi kurs Jisdor Rp14.199 per dolar AS.
Industri
JAKARTA – Emiten menara PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) berencana menerbitkan surat utang tanpa berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS) US$300 juta. Nilai ini setara Rp4,36 triliun dengan asumsi kurs Jisdor Rp14.199 per dolar AS.
Corporate Secretary TBIG Yusman Santoso menguungkapkan, jangka waktu jatuh temponya bakal berakhir pada 2026 dengan bunga 2,75%. Fitch Ratings telah memberikan peringkat BBB- untuk surat utang ini.
“Penawaran surat utang 2026 diharapkan akan ditutup pada tanggal 20 Januari 2021,” terang Yusman dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis, 14 Januari 2021.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- Tandingi Telkomsel dan Indosat, Smartfren Segera Luncurkan Jaringan 5G
- Bangga! 4,8 Ton Produk Tempe Olahan UKM Indonesia Dinikmati Masyarakat Jepang
Dari penerbitan surat utang ini, perseroan menargetkan perolehan dana sebesar US$296,4 juta. Dananya bakal digunakan untuk membayar sebagian saldo terutang perseroan.
Di antaranya, sebagian saldo utang pinjaman revolving fasilitas RLF 2019 US$350 juta, pinjaman revolving fasilitas B US$100 jtua, dan fasilitas revolving RLF 2017 senilai US$200 juta.
“Jumlah pembiayaan kembali untuk faslitas B dan faslitas RLF tahun 2017 akan tetap tersedia dan dapat dipinjam kembali,” tambah Yusman.
Sebagai catatan, per 30 september 2020 total pinjaman bruto tercatat seniilai US$1,7 miliar atau Rp25,12 triliun. Sementara kas dan setara kas perseroan Rp574 miliar atau US$38,7 juta.
Setelah memberlakukan penerbitan surat utang global ini dan dana digunakan, maka total pinjaman bruto anak perusahaan TBIG di luar TBG Global Pte Ltd berkurang. Nilainya menjadi Rp7,21 triliun atau US$483.8 juta.
Menurut Yusman, saat ini masih ada fasilitas pinjaman terkomitmen yang belum ditarik perseroan dari RLF 2017, RCF 2018, RLF 2019, dan faslitas kredit sebesar US$209 juta. Usai penambahan surat utang global, nilai fasilitas pinjaman yang tersedia bakal bertambah menjadi US$505,4 juta.
TBIG sendiri merupakan emiten menara yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Sandi menggenggam saham TBIG melalui PT Wahana Anugerah Sejahtera dengan porsi kepemilikan 35,61% dan PT Provident Capital 26,73% saham.
Kedua perusahaan itu merupakan anak usaha dari PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) yang mayoritas sahamnya digenggam oleh Sandiaga Uno. Di sana, Sandi mengantongi sebanyak 21,5% saham.