Kasus Batal Akuisisi Twitter, Kemunculan Whistleblower Buat Elon Musk Minta Sidang Ditunda
- Miliarder Elon Musk meminta penundaan sidang pengadilan dengan Twitter
Dunia
TEXAS- Miliarder Elon Musk meminta penundaan sidang pengadilan dengan Twitter. Permintaan dilakukan terkait laporan pengaduan pelanggaran hukum yang dilakukan mantan Direktur Keamanan Siber Twitter Pieter Zatko beberapa waktu lalu.
Mengutip Insider Kamis,1 September 2022, tim kuasa hukum Musk mengajukan pengajuan Senin lalu untuk meminta penundaan tanggal persidangan untuk pertempuran hukumnya.
Pada pengadilan uji coba, sidang dijadwalkan pada 17 Oktober. Tapi tim Musk meminta tanggal baru pada November mendatang.
Sebelumnya, kuasa hukum Elon Musk pernah mengajukan penundaan jadwal sidang sebelum sidang 17 Oktober ditetapkan. Namun, Permintaan tersebut ditolak lantaran menurut hakim, menunda persidangan akan memyebabkan sebuah kerugian yang tak dapat diatasi oleh Twitter.
Tapak tilas, perseteruan antara Elon Musk dan Twitter bermula saat milyarder tersebut mebatalkan niatnya mengakuisisi jejaring sosial senilai US$44 miliar atau setara Rp660 triliun (asumsi kurs Rp14.800 per dolar AS).
Kala itu, Musk menatakan bahwa Twitter tak transparan mengenai jumlah akun bot yang terdapat di pada aplikasi. Tak terima dengan tuduhan yang dilayangkan, Twitter menyebut Musk sengaja mangkir dari kesepakatan karena kekayaannya telah menyusut.
Perselisihan hukum semakin sengit ketika mantan Direktur Siber dan Kemanan Twitter, Pieter Zatko muncul sebagai whistleblower.
Zatko menuduh Twitter melakukan praktik keamanan yang lemah. Ia bahkan menuding bekas kantornya telah membohongi sang miliarder mengenai cara mengukur proposi akun bot.
Dalam keluhannya, Zatko menuding para eksekutif Twitter tidak diberi insentif untuk secara akurat menghitung jumlah bot di platform.
"Ketidaktahuan yang disengaja adalah norma," kata Zatko pada tuduhannya beberapa pekan lalu.
Menanggapi tuduhan yang dilayangkan, Twitter menyebut pernyataan Zatko sebagai sebuah hal yang penuh inkonsistensi dan ketidakakuratan.