<p>Awak media mengamati monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin, 3 Agustus 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 2,78 persen atau 143,4 poin ke level 5.006,22 pada akhir sesi Senin (3/8/2020), setelah bergerak di rentang 4.928,47 &#8211; 5.157,27. Artinya, indeks sempat anjlok 4 persen dan terlempar dari zona 5.000. Risiko penurunan data perekonomian kawasan Asean termasuk Indonesia menjadi penyebab (IHSG) terkoreksi cukup dalam hari ini. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Kasus COVID-19 Cetak Rekor: IHSG Ambruk, Net Sell Tembus Rp3,27 Triliun, Telkom dan BCA Jadi Korban

  • Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terlihat benar-benar kepayahan pada perdagangan, Senin 30 Desember 2020. Walhasil, IHSG pun harus tumbang ke zona merah dengan pelemahan 2,96% atau 170,92 basis poin ke level 5.612,41.

Industri

Fajar Yusuf Rasdianto

JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terlihat benar-benar kepayahan pada perdagangan, Senin 30 Desember 2020. Walhasil, IHSG pun harus tumbang ke zona merah dengan pelemahan 2,96% atau 170,92 basis poin ke level 5.612,41.

Sektor infrastruktur, aneka industri, dan finansial menjadi penekan laju indeks dengan pelemahan masing-masing 5%, 3,92%, dan 3,31%. Sementara dari seluruh sektor yang ada, hanya agrikultur saja yang menghijau dengan kenaikan 2,21%.

Catatan buruk ini juga semakin diperkuat dengan aksi jual investor asing alias net foreign sell (NFS) hingga Rp3,27 triliun. Nilai ini kembali mempertebal NFS sejak awal tahun menjadi Rp43,85 triliun.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta mengungkapkan, kekhawatiran terkait kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia menjadi pemicu utama melempemnya kinerja IHSG hari ini. Ikhwal ini, kata dia, membuat kekhawatiran investor membuncah sehingga melakukan aksi panic selling.

Sebagaimana diketahui, pada Minggu, 29 November 2020, kasus positif COVID-19 di Indonesia kembali mencetak rekor dengan penambahan 6.267 orang.

Pada waktu yang sama, total kasus positif COVID-19 pun tembus hingga angka 534.266 orang. Dari jumlah itu, 16.815 orang meninggal dunia, dan 445.793 dinyatakan sembuh. Jawa Tengah menjadi penyumbang terbesar penambahan kasus harian dengan total 2.036 kasus.

“Di sisi lain, market juga khawatir terkait dengan penerapan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di Tanah Air,” terang Nafan kepada TrenAsia.com, Senin, 30 November 2020.

Tak pelak, remuknya IHSG kali ini pun sampai memakan korban perusahaan-perusahaan berkapitalisasi besar. Berdasarkan data RTI Business, saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menjadi ‘korban terparah’ dengan nilai jual asing Rp428,6 miliar.

Disusul PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan total net sell Rp419 miliar. Kemudian, PT Astra International Tbk (ASII) dengan total jual asing mencapai Rp197,5 miliar. (SKO)

10 Saham Paling Banyak Dilego Asing
  • TLKM: Rp428,6 miliar
  • BBCA: Rp419 miliar
  • ASII: Rp197,5 miliar
  • BBRI: Rp188 miliar
  • ICBP: Rp182,2 miliar
  • INDF: Rp119,1 miliar
  • BMRI: Rp112,1 miliar
  • HMSP RP107,6 miliar
  • UNTR: Rp107 miliar
  • INKP: Rp63,8 miliar