<p>Karyawan melintas didepan monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin, 3 Agustus 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 2,78 persen atau 143,4 poin ke level 5.006,22 pada akhir sesi Senin (3/8/2020), setelah bergerak di rentang 4.928,47 &#8211; 5.157,27. Artinya, indeks sempat anjlok 4 persen dan terlempar dari zona 5.000. Risiko penurunan data perekonomian kawasan Asean termasuk Indonesia menjadi penyebab (IHSG) terkoreksi cukup dalam hari ini. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Kasus COVID-19 Dunia Melesat Tajam, IHSG Awal November Diprediksi Tumbang

  • IHSG pekan ini diprediksi hanya akan bergerak di level support 5.095-5.000 dan resitensi 5.182-5.200.

Industri
Fajar Yusuf Rasdianto

Fajar Yusuf Rasdianto

Author

JAKARTA – Rekor kasus pertumbuhan pasien COVID-19 dunia kembali memberi tekanan pada pasar saham global. Hasilnya, pada perdagangan Jumat, 30 Oktober 2020, mayoritas bursa Asia dan Eropa pun ditutup melemah.

Indeks ASX 200 AXJO Australia terkoreksi 0,25 dan indeks acuan Selandia Baru terkontraksi 0,6%. Nikkei N25 Jepang tergelincir 0,8%. Pun demikian dengan indeks Kospi Korea Selatan KS11.

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee menyebut, salah satu penyebab turunnya bursa saham dunia ini adalah kebijakan kunci yang kembali diambil oleh pemerintah Prancis dan Jerman. Kebijakan itu diambil menyusul semakin tingginya angka kasus COVID-19 di dunia.

“Kenaikan kasus COVID-19 yang diikuti langkah penguncian akan sangat mengganggu pemulihan ekonomi dan berpotensi mendorong pasar keuangan terkoreksi,” terang Hans dalam riset mingguan yang diterima TrenAsia.com, Minggu, 1 November 2020.

Dengan tekanan pada pasar saham global ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan pertama November pun berpotensi terkonsolidasi turun. IHSG bakal melakukan penyesuaian dengan pasar setelah libur panjang nasional pekan lalu.

Terlebih lagi, investor masih pada tren wait and see mengingat masih banyak emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang belum merilis laporan keuangan kuartal III. Sebab itu, menurut Hans, IHSG pekan ini hanya akan bergerak di level support 5.095-5.000 dan resitensi 5.182-5.200.

“Pasar saham Indonesia selesai dari libur panjang, berpeluang melakukan adjust terhadap pergerakan pasar luar negeri yang cenderung terkoreksi,” pungkas Hans.

Menjelang libur panjang (28-30 Oktober 2020), pergerakan IHSG malah terpelesat ke zona merah. Pada perdagangan Selasa, 27 Oktober 2020, IHSG ditutup melemah 15,82 basis poin atau 0,3% ke level 5.128,22. (SKO)