Pekerja melintas di dekat Mural bertema Lawan Covid-19 di terowongan Stasiun Cawang,  Cikoko, Jakarta Selatan, Jum'at, 23 Juli 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Nasional

Kasus COVID-19 Sulit Terkendali, IMF Pangkas Proyeksi Ekonomi Indonesia Jadi 3,9 Persen

  • International Monetary Fund (IMF) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dari 4,3% year on year (yoy) menjadi 3,9% yoy

Nasional

Muhamad Arfan Septiawan

JAKARTA International Monetary Fund (IMF) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dari 4,3% year on year (yoy) menjadi 3,9% yoy. Meski begitu, revisi proyeksi ekonomi ini dialami oleh sebagian besar negara-negara berkembang di dunia.

Dalam laporan World Economic Update, IMF menyebut adanya perlambatan ekonomi yang terjadi akibat varian baru virus corona. Hal itu menjadi variabel esensial yang menahan laju pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang.

Laju pertumbuhan keseluruhan negara berkembang turun 0,4% dari 6,7% yoy menjadi 6,3% yoy. Sementara itu proyeksi pertumbuhan ekonomi di ASEAN-5 yang meliputi Malaysia, Filipina, Thailand, Singapura, dan Indonesia turun 0,6% dari 4,9% yoy menjadi 4,3% yoy.

“Gelombang infeksi virus COVID-19 di negara-negara ASEAN-5 menahan laju aktivitas ekonomi sehingga ada penurunan laju pertumbuhan ekonomi,” tulis IMF dalam laporannya, dikutip Rabu, 28 Juli 2021.

Meski begitu, proyeksi ekonomi di seluruh negara Asia tertahan di angka 7,5%. World Bank beralasan laju pertumbuhan ekonomi Asia yang tinggi itu mungkin terjadi karena ada ekspansi kuat dari China dan India.

Dua negara itu diramal IMF bisa mencapai laju pertumbuhan ekonomi hingga 8,1% yoy dan 9,5% yoy pada tahun ini. Proyeksi pertumbuhan ekonomi di Asia bahkan melebihi perkiraan pertumbuhan dunia yang hanya 6% yoy.

Koreksi IMF ini hanya berselang satu pekan usai Bank Pembangunan Asia (ADB) menerbitkan revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi di Asia, termasuk Indonesia. ADB memproyeksikan ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4,1% yoy pada 2021.

Tidak hanya Indonesia, pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi ini juga terjadi pada sejumlah negara-negara lain di Asia. Proyeksi pertumbuhan ekonomi Thailand disunat dari 3% yoy menjadi 2% yoy, hingga Malaysia dari 6% yoy menjadi 5,5% yoy.

ADB juga meramal negara yang sejak awal mampu mengendalikan kasus COVID-19 seperti Vietnam bakal tetap terdampak secara ekonomi. Proyeksi pertumbuhan ekonomi Vietnam diubah ADB dari 6,7% yoy menjadi 5,8% yoy. Sementara, proyeksi pertumbuhan ekonomi Filipina tetap berada di angka 4,5%. 

Di sisi lain, ADB melihat ekonomi Singapura mengalami pemulihan yang lebih cepat dari ekspektasi awal sehingga menaikkan proyeksi pertumbuhannya dari 6% yoy  menjadi 6,3%.