<p>Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi persi virtual, Senin, 30 November 2020/ Sumber: tangkapan layar TrenAsia.com</p>
Industri

Kasus COVID-19 Terus Meningkat, Sri Mulyani Berjuang Jaga Keseimbangan APBN

  • JAKARTA- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berusaha keras untuk terus menjaga keseimbangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) agar tetap mampu menjadi instrumen pemulihan di tengah tekanan pandemi COVID-19. “Kita perlu untuk terus menjaga keseimbangan dan mengelola APBN yang sedang menghadapi tekanan,” katanya dalam Forum Kebijakan Pembiayaan Proyek Infrastruktur Melalui SBSN Tahun 2021 di Jakarta, […]

Industri

Amirudin Zuhri

JAKARTA- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berusaha keras untuk terus menjaga keseimbangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) agar tetap mampu menjadi instrumen pemulihan di tengah tekanan pandemi COVID-19.

“Kita perlu untuk terus menjaga keseimbangan dan mengelola APBN yang sedang menghadapi tekanan,” katanya dalam Forum Kebijakan Pembiayaan Proyek Infrastruktur Melalui SBSN Tahun 2021 di Jakarta, Rabu 20 Januari 2021.

Menurut Sri Mulyani keseimbangan APBN diperlukan karena memiliki dua tugas besar dalam menghadapi krisis ini yaitu pertama adalah harus mampu dimanfaatkan untuk menangani bidang kesehatan.

Hal ini berkaitan dengan permasalahan di bidang kesehatan yang belum selesai mengingat kasus COVID-19 di Indonesia justru terus meningkat yakni mencapai 917.000 hingga Rabu 20 Januari. Angka ini menignkat hampir 10.000 setiap harinya.

Tugas kedua dari APBN adalah harus mampu mendukung masyarakat yang sedang menghadapi tekanan akibat pandemi ini yakni diimplementasikan melalui berbagai bantuan sosial sekaligus mendukung dunia usaha melalui berbagai insentif.

“APBN melalui berbagai bantuan sosial dan sekaligus untuk mendukung dunia usaha agar mereka segera pulih,” ujarnya.

Ia menegaskan selama ini APBN telah bekerja sangat keras untuk bisa mengurangi beban akibat pandemi yang tercermin dari realisasi belanja pada 2020 mencapai Rp2.589,9 triliun atau tumbuh 12,2 persen (yoy).

Berbanding Terbalik

Peningkatan belanja tersebut berbanding terbalik dengan pendapatan negara yang hanya Rp1.699,9 triliun atau terkontraksi 16,7 persen (yoy) akibat penerimaan pajak terkontraksi 19,7 persen (yoy) yaitu Rp1.070 triliun.

“APBN bekerja sangat keras untuk bisa meng-counter COVID-19, melindungi masyarakat dan dunia usaha agar mereka bisa bertahan dan pulih kembali. Sementara APBN juga mengalami tekanan tidak mudah,” tegasnya.

Sementara itu, pendapatan negara dalam APBN 2021 direncanakan sebesar Rp1.743,6 triliun yang bersumber dari penerimaan perpajakan Rp1.444,5 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak Rp298,2 triliun.

Kemudian untuk belanja negara dalam APBN 2021 direncanakan sebesar Rp2.750 triliun yang dialokasikan melalui pemerintah pusat Rp1.954,5 triliun serta Transfer ke Daerah dan Dana Desa Rp795,5 triliun.

 “COVID-19 menyebabkan m perubahan fundamental dalam cara kita bekerja dan merupakan peristiwa extraoridnary. Oleh karena itu dalam respons kebijakannya juga sangat luar biasa terutama terlihat dalam APBN,” katanya dilansir dari Antara.