Kasus Omicron Meningkat, Jokowi: Tidak Ada Lagi Dispensasi bagi Warga dari Luar Negeri
- Jokowi secara tegas menyampaikan bahwa tidak ada lagi pelonggaran kebijakan bagi WNI atau warga negara asing (WNA yang masuk ke Indonesia tahun ini.
Nasional
JAKARTA -- Presiden Joko Widodo secara tegas menyampaikan bahwa tidak ada lagi pelonggaran kebijakan bagi warga negara Indonesia (WNI) atau warga negara asing (WNA yang masuk ke Indonesia tahun ini.
Hal itu disampaikan Jokowi dalam Rapat Terbatas mengenai Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), di Kantor Presiden, Jakarta, 3 Januari 2022.
"Saya minta betul-betul utamanya yang berkaitan dengan Omicron ini adalah karantina bagi yang datang dari luar negeri. Jangan ada lagi dispensasi-dispensasi, apalagi yang bayar-bayar itu kejadian lagi," katanya.
- Resmi! Eks Bos Bukalapak Rachmat Kaimuddin Jadi Anak Buah Luhut di Kemenko Marves
- Perusahaan Dilarang Ekspor Batu Bara, HRUM dan ADRO Tetap Perkasa
- Angkat Ricko Irwanto, Ini Jajaran Direksi Baru Bank Neo Commerce (BBYB)
Kepala Negara menegaskan seiring peningkatan kasus Omicron yang sudah mencapai 152 kasus sejak terdeteksi awal di Wisma Atlet Jakarta Desember lalu, pihak-pihak terkait harus segera mempersiapkan fasilitas kesehatan untuk secepat mungkin melakukan mitigasi.
Pasalnya, ratusan kasus Omicron saat ini semuanya berasal dari pelaku perjalanan dari luar negeri alias virus impor. Pengawasan di pintu-pintu masuk internasional harus ditingkatkan.
"Apalagi kita memasuki tahun baru dan di bulan Januari seluruh sektor sudah bergerak dengan aktivitas-aktivitasnya, baik utamanya yang besar yaitu di sektor pendidikan dan perkantoran," papar mantan Walikota Solo.
Jokowi pun meminta dukungan dan kerja sama TNI-Polri dalam melakukan pengawalan terhadap pelaku perjalanan di pintu-pintu masuk guna melakukan karantina secara ketat.
Belajar dari kasus varian Delta dari India, Jokowi pun mewaspadai adanya Omicron yang bisa saja kembali mengguncang Indonesia.
"Saya harapkan sekali lagi BIN (Badan Intelijen Negara), Polri yang menyangkut urusan karantina agar betul-betul diawasi," tukasnya.
Jokowi juga berharap agar semangat vaksinasi yang telah dicapai tahun lalu bisa berlanjut tahun ini. Hingga 2 Januari 2022, total vaksinasi sudah mencapai 281 juta dosis yang terdiri dari dosis pertama dan kedua, vaksinasi anak-anak dan vaksinasi gotong royong.
Vaksinasi dosis lengkap tercatat baru mencapai 54,79% atau sebanyak 114.113.046 dari total target 208,26 juta orang. Sementara, dosis pertama mencapai 165.938.279 orang atau 79,68% dari target. Untuk dosis lengkap masih tersisa sekitar 94 juta dosis.
"Kita harapkan terus kita kejar sesuai dengan target yang telah kita berikan, sehingga segera kita bisa menyelesaikan baik dosis 1 maupun dosis 2. Karena stok vaksin yang saya terima dari Menteri Kesehatan, betul-betul kita pada posisi yang melimpah," ungkapnya.