Ilustrasi Perumahan
Properti

Kaum Milenial Kian Dominasi Penyerapan KPR

  • BTN mencatat penyerapan KPR subsidi oleh milenial mencapai 465.621 unit senilai Rp68,5 triliun hingga Juni 2024.

Properti

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mencatat, kelompok milenial mendominasi penyerapan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi hingga periode Juni 2024. 

Pada semester pertama 2024, BTN telah merealisasikan sekitar 112.000 unit KPR subsidi.  Sementara itu pemerintah menetapkan kuota nasional untuk KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebanyak 166.000 unit.

BTN mencatat penyerapan KPR subsidi oleh milenial mencapai 465.621 unit senilai Rp68,5 triliun hingga Juni 2024. Jumlah ini meningkat dari 425.070 unit senilai Rp62 triliun pada periode 2020-2023. BTN memproyeksikan penyerapan KPR subsidi oleh milenial dapat mencapai Rp78 triliun hingga akhir 2024.

Pada acara akad massal KPR yang digelar BTN di Kabupaten Bogor, sekitar 72% peserta merupakan kelompok milenial, dengan debitur termuda berusia 23 tahun. Nixon LP Napitupulu, Direktur Utama BTN, menyatakan banyak milenial berusia 21-23 tahun sudah membeli rumah, fakta tersebut menantang anggapan bahwa generasi muda tidak tertarik memiliki rumah.

“Menariknya, kalau kita lihat hari ini, semakin lama yang akad rumah itu semakin usia muda. Ini berita bagusnya. Artinya asumsi mengenai generasi muda yang tidak memikirkan rumah itu sebenarnya tidak terlalu valid. Karena berdasarkan akad massal yang kami lakukan beberapa kali, sudah banyak yang usia 21-23 tahun,” 

Selain milenial, BTN juga memberikan perhatian besar terhadap penyerapan KPR oleh perempuan. BTN telah menyalurkan KPR kepada perempuan sebanyak 173.476 unit senilai Rp25 triliun dari 2020 hingga 2024. Pada akad massal KPR terbaru, 30% peserta adalah perempuan.

“Jadi kaum milenial dan KPR wanita sangat besar dalam menyerap pembiayaan perumahan di BTN,” 

Kebutuhan Rumah Nasional

Sejak 1976, BTN telah menyalurkan 5,2 juta unit rumah subsidi dan non-subsidi di seluruh Indonesia. Untuk mendukung program satu juta rumah sejak 2015, BTN telah menyalurkan KPR  1,9 juta unit senilai Rp403,5 triliun. 

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 menetapkan target untuk memastikan tahun 2024, sebanyak 70% rumah tangga di Indonesia akan tinggal di hunian yang layak. 

Target ini akan dicapai melalui intervensi langsung, seperti pembangunan perumahan oleh pemerintah, serta intervensi tidak langsung, seperti penyediaan subsidi dan insentif bagi pengembang swasta. 

Kemudahan penyediaan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dilakukan melalui dua program utama. Pertama, bantuan pembangunan perumahan mencakup pembangunan rumah susun, bantuan stimulan rumah swadaya, rumah khusus, serta prasarana, sarana, dan utilitas umum (PSU). 

Kedua, program pembiayaan perumahan dengan menyediakan berbagai skema seperti Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM), Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT), dan Subsidi Selisih Bunga (SSB).

Namun, tantangan besar masih menghadang, hingga tahun 2023, tingkat backlog kepemilikan rumah di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu sebesar 13,56%. 

Angka ini menunjukkan masih ada sekitar 9.,9 juta rumah tangga belum memiliki rumah layak huni. Untuk mencapai target tersebut, diperlukan upaya keras dan koordinasi yang baik antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, serta kebijakan yang efektif untuk mengatasi berbagai hambatan yang ada dalam sektor perumahan.