Gambar rencana Kawasan Industri Terpadu Batang.
Infrastruktur

Kawasan Industri Batang Dibuat Tanpa Master Plan, Kok Bisa?

  • Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menjelaskan alasan dibangunnya Kawasan Industri Terpadu Batang, Jawa Tengah tanpa master plan yang memadai.

Infrastruktur

Debrinata Rizky

JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menjelaskan alasan dibangunnya Kawasan Industri Terpadu Batang, Jawa Tengah tanpa master plan yang memadai.

Bahlil menjelaskan, pada awalnya pemerintah akan mendorong kawasan industri di Jawa Tengah bukan di daerah Batang namun di Brebes. Sayangnya setelah dilakukan survei Brebes tak memenuhi kriteria yang diinginkan Pemerintahan Jokowi sehingga ada perubahan lokasi.

"Faktor utama karena adanya perbedaan luasan lokasi yang tidak sesuai dengan kenyataan ditambah permukaan jalan yang lebih rendah 2,5 meter yang membuat hal ini tidak layak untuk Kawasan Industri,"kata Bahlil dalam Konpers Realisasi Investasi Semester I-2024 di Kementerian BKPM pada Senin, 29 Juli 2024.

Alasan lainnya kata Bahlil, calon kawasan industri di daerah Brebes merupakan bekas tambak undang di mana PR pemerintah selanjutnya adalah reklamasi yang tak cukup waktu jika dipaksakan.

Urgensinya saat itu menurut Bahlil adalah pemerintah ingin menarik para investor. Di mana perusahaan China yang melakukan relokasi pabrik, tetapi Indonesia tak menjadi tujuan. Kondisi tersebut dikarenakan adanya perang dagang AS-Cina.

Sehingga menurut Menteri Investasi dan Kepala BKPM ini, harus ada opsi lokasi lain selain Brebes dan akhirnya diputuskan oleh Presiden Joko Widodo untuk mendirikan kawasan industri di Batang.

"Kalau tunggu Studi kelayakan atau (feasibility study/FS) satu tahun belum selesai, akhirnya intuisi dipakai bersama tim BKPM di mana arahan awalbuat semi FS dengan kerangka berpikir yang baik,"lanjutnya.

Bahlil pun menyebutkan bahwa, selama pemerintah menyiapkan studi kelayakan hal ini juga dibarengi dengan promosi yang dijalankan secara pararel. Sehingga terciptalah KITB ini.

Saat ini, KITB yang masuk sudah 18 perusahaan di mana pemerintah mentargetkan lapangan kerja paling lama 10 tahun penuh sekitar 250.000 tenaga kerja.

Bahlil menyebut saat ini ada beberapa tenant yang sudah masuk di antaranya PT KCC Glass Indonesia dari Korea Selatan berupa pabrik kaca seluas 460.000 meter persegi.

Kedua ada PT Yih Quan Footwear Indonesia dari Taiwan pabrik sepatu seluas 162.298 meter persegi, ketiga PT CosmosIndo Ink dari Korea Selatan berupa pabrik tinta seluas 14.710 meter persegi.

PT Wavin Manufacturing Indonesia (Belanda) pabrik pipa seluas 200.283 meter persegi dan terkahir dari PT Jayamas Medica Industri (Indonesia) pabrik alat kesehatan seluas 41.325 meter persegi.

Salah satu jagoan investor yang dibawa bahlil ke batang adalah ekosistem kendaraan listrik dari LG group yang akan dibangun September 2024 nanti. Pabrik yang akan dibangun adalah pabrik katoda Di mana smelternya terletak di Maluku Utara dan katodenya di Batam lalu baterainya di Karawang.