<p>Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur. / jiep.co.id</p>
Korporasi

Kawasan Industri Jababeka (KIJA) Masih Rugi Rp56 Miliar di Kuartal II-2022, Ini Penyebabnya

  • PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) membukukan rugi neto yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp56,17 miliar pada Juni 2022.

Korporasi

Liza Zahara

JAKARTA - PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) membukukan rugi neto yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp56,17 miliar pada Juni 2022.

Rugi tersebut mengalami penurunan 60,64% dibandingkan rugi pada periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp142,76 miliar.

Corporate Secretary KIJA Muljadi Suganda mengatakan, penyebab utama kerugian tersebut karena dampak pergerakan kurs.

"Dimana perseroan membukukan rugi selisih kurs sebesar Rp168,8 miliar (rugi translasi) pada semester I-2022 dibanding rugi selisih kurs senilai Rp112,5 miliar pada semester I-2021," lata Muljadi dalam keterangan resmi, Kamis, 1 September 2022.

Sedangkan di laporan keuangan perseroan, pendapatan KIJA tumbuh tipis 1,8% menjadi Rp1,13 tiliun dari sebelumnya Rp1,11 triliun per Juni 2021.

Pendapatan perseroan dari sektor infrastruktur turun 7% menjadi Rp583,8 miliar di semester pertama 2022. Perolehan tersebut lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp630,4 miliar.

Penyebab turunnya pendapatan sektor infrastruktur karena menurunnya pendapatan dari Bekasi Power sebesar Rp64,1 miliar. Selain itu karena kontribusi yang lebih tinggi dari segmen pengembangan tanah dan properti dibanding tahun sebelumnya.

Namun, di sektor lain seperti dry port naik 15% serta jasa dan pemeliharaan meningkat 3% pada semester I-2022. 

Kemudian, beban pokok penjualan perseroan berhasil ditekan menjadi Rp554,29 miliar lebih rendah dibandingkan sebelumnya Rp680,57 miliar per Juni 2021.  Sehingga laba bruto yang dihasilkan sebesar Rp582,90 miliar.

Adapun total rugi per saham dasar per Juni 2022 senilai Rp2,74 per unit dari sebelumnya Rp6,95 per unit pada Juni 2021.

Selanjutnya, EBITDA perseroan pada semester satu 2022 tercatat Rp479,3 miliar atau meningkat 45% dibandingkan pada semester pertama 2021 yakni Rp330,5 miliar.

Dari sisi marketing sales, perseroan mencatata kenaikan 61% menjadi Rp847,7 miliar dibandingkan perolehan semester I-2021 senilai Rp526,0 miliar.

Marketing sales tersebut disumbang dari Cikarang dan lain-lain sebesar 68% dan Kendal 32%. Penjualan produk industri menyumbang 70%, sedangkan segmen residensi dan lain-lain menyumbang 30%.

Untuk target marketing sales perseroan pada 2022 senilai Rp1,7 triliun terdiri dari Rp1,1 triliun dari Cikarang dan lain-lain, serta Rp600 miliar dari Kendal.