Kawasan Industri Jababeka Terbitkan Surat Utang Global Rp5,07 Triliun
- Emiten properti PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) melalui anak usahanya di Belanda, Jababeka International B.V akan menerbitkan surat utang global (global bond) senilai US$350 juta atau setara Rp5,07 triliun (dengan kurs Rp14.493 per dolar AS).
Korporasi
JAKARTA – Emiten properti PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) melalui anak usahanya di Belanda, Jababeka International B.V akan menerbitkan surat utang global (global bond) senilai US$350 juta atau setara Rp5,07 triliun (dengan kurs Rp14.493 per dolar AS).
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), KIJA akan memakai dana tersebut untuk melakukan penukaran, pembelian kembali dan atau pembayaran atas surat utang lama.
“Dana yang diperoleh dari Rencana Transaksi juga akan digunakan baik oleh Perseroan maupun untuk membiayai kelompok entitas anak dalam mendukung pertumbuhan kelompok usaha perseroan di masa yang akan datang,” ujar Direksi KIJA dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Senin, 26 Juli 2021.
- Jokowi Tinjau Rumah Oksigen Hasil Kolaborasi GoTo, Aneka Industri, dan Master Steel
- Harga Emas Hari Ini: Melemah Rp1.000
- 7 Konglomerat Raja Properti Indonesia
KIJA berharap terbitnya surat utang global ini juga dapat dapat memperbaiki profil jatuh tempo pinjaman dan mengurangi risiko kredit perseroan. Perseroan dapat juga memperoleh efisiensi dengan melunasi atas pinjaman yang diterima perseroan dan kelompok entitas anak.
“Selain itu, surat utang baru juga akan digunakan untuk membiayai kegiatan umum perseroan yang akan meningkatkan likuiditas dan keuntungan perseroan,” lanjut keterbukaan informasi tersebut.
Dengan kurs tengah Bank Indonesia (BI) senilai Rp14.105 per dolar AS pada 2020, nilai yang diterbitkan dari obligasi ini setara dengan 78,86% nilai ekuitas KIJA dalam laporan keuangan 2020. Ekuitas KIJA tercatat sebesar Rp6,26 triliun pada 2020.
Obligasi tersebut akan dijamin dengan jaminan perusahaan oleh KIJA dan entitas-entitas anak penjamin.
Dampak rencana ini terhadap keuangan KIJA adalah perseroan akan mendapatkan tambahan likuiditas yang nantinya akan digunakan untuk pembayaran utang yang akan jatuh tempo dan membiayai pertumbuhan Perseroan di masa yang akan datang.
“Sehingga dapat memperbaiki profil jatuh tempo pinjamannya dan mengurangi risiko kredit perseroan,” ujar Direksi KIJA.
Selain itu, tingkat suku bunga surat utang yang tetap dan pembayaran pokok surat utang yang tidak perlu di angsur selama periode surat utang diharapkan akan membuat likuiditas menjadi lebih baik. KIJA juga dapat optimalkan penggunaan dana untuk meningkatkan pertumbuhan laba yang memaksimalkan nilai perusahaan.
Untuk bisa melakukan aksi korporasi ini, perseroan akan meminta restu pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 31 Agustus 2021.