<p>KB Kookmin Bank asal Korea Selatan resmi menguasai mayoritas saham Bank Bukopin. / Reuters</p>
Industri

KB Kookmin Bank Masuk, Pengawasan Bukopin Makin Ketat

  • PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) akan mendapat pengawasan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Indonesia dan The Financial Supervisory Service di Korea Selatan.

Industri

Aprilia Ciptaning

JAKARTA – Masuknya KB Kookmin Bank sebagai pemegang saham pengendali di PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) dinilai dapat memperkuat pengawasan regulator.

Alasannya, bank yang sebelumnya bernama Bank Umum Koperasi Indonesia ini akan mendapat pengawasan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Indonesia dan The Financial Supervisory Service di Korea Selatan.

Ketua Bidang Pengembangan Kajian Ekonomi Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) Aviliani mengatakan, masuknya KB Kookmin Bank akan membuat Bank Bukopin semakin prudent.

“Dengan pengawasan dan sistem operasi yang lebih baik, posisi Bank Bukopin tentunya akan semakin solid. Hal ini akan menguntungkan nasabah,” kata Aviliani kepada media, belum lama ini.

Tak hanya itu, selain regulator perbankan, pengawasan juga turut dilakukan oleh otoritas pasar modal. Di Indonesia sendiri, Bank Bukopin merupakan perusahaan publik yang telah terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia (BEI).

Kemudian, KB Financial Group Inc. yang merupakan induk KB Kookmin Bank juga tercatat memiliki dual-listing saham di Korea Exchange dan New York Stock Exchange.

Suasana pelayanan nasabah di Kantor Pusat Bank Bukopin di Jalan MT Haryono, Pancoran, Jakarta, Jumat, 3 Juni 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Peringkat Bukopin

Diketahui, setelah bank asal Korea Selatan tersebut resmi mengempit saham mayoritas, sinyal positif datang. Salah satunya PT Pemeringkatan Efek Indonesia (Pefindo) yang menaikkan peringkat Bank Bukopin dari idA- menjadi idAA.

Selain peringkat korporasi, Pefindo juga menaikkan peringkat Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin dari idBBB menjadi idA+. Hal ini dianggap dapat menjadi sinyal positif bagi investor yang telah menanamkan modalnya.

Aviliani menambahkan, komitmen KB Kookmin Bank untuk terus meningkatkan modal juga menunjukkan bahwa bisnis perbankan di Indonesia masih memiliki potensi bagus. “Apalagi jika pandemi telah usai,” ungkapnya.

Dengan permodalan saat ini, Bank Bukopin, lanjutnya, diimbau untuk memperkuat posisinya di segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), terlebih dengan memaksimalkan potensi bisnis anak usahanya.

“Bank Bukopin bisa mengoptimalkan ekosistem bisnis yang sudah dimiliki. Dengan strategi kolaborasi, ke depan pertumbuhan akan semakin positif,” tambahnya.

Seperti diketahui, KB Kookmin Bank telah mendapatkan restu dari OJK untuk menjadi pemegang saham pengendali Bank Bukopin sebesar 67%.

Keputusan tersebut membuat kepemilikan saham dari Bosowa Corporindo menjadi 11,66%, sedangkan Negara Republik Indonesia menggengam 3,17%, dan masyarakat, termasuk Kopelindo dengan total kepemilikan saham publik mencapai 18,11%.

KB Kookmin Bank sendiri dikenal sebagai bank yang memiliki kekuatan bisnis pada segmen retail banking dan UMKM, seperti halnya yang selama ini menjadi kekuatan Bank Bukopin.

Pada tahun 2019, KB Kookmin Bank menjadi bank komersial pertama yang menyalurkan kredit ke UMKM sebesar 103,3 triliun won atau setara Rp1.308 triliun. Hal itu membuat posisinya terangkat sebagai bank yang memimpin pasar keuangan di segmen kredit UMKM di Korea Selatan. (SKO)