Krisis Demografi, China Beri Iming-iming Warganya agar Mau Melahirkan
Dunia

Keadaan Darurat, 3 Upaya Ini Dilakukan China untuk Atasi Krisis Demografi

  • Berikut ini 3 Upaya yang Dilakukan China untuk Atasi Krisis Demografi Dilansir dari Berbagai Sumber

Dunia

Rumpi Rahayu

JAKARTA - China tengah menghadapi keadaan darurat karena populasi warganya yang terus berkurang. 

Jumlah bayi yang lahir di China terus menurun, menyebabkan populasi China menyusut untuk tahun kedua berturut-turut pada 2023.

Pada 2023, sebanyak 9,02 juta bayi lahir di China. Angka ini turun dari 9,56 juta pada 2022. Tren ini merupakan tahun ketujuh berturut-turut dimana angka kelahiran bayi di China terus menerus turun.

Sementara itu, jumlah orang tua yang meninggal pada tahun tersebut menyentuh angka 11,1 juta. Hal ini membuat China menjadi negara dengan jumlah lansia terbanyak di dunia dan terus meningkat. 

Kombinasi jumlah kelahiran yang rendah dan kematian yang tinggi membuat populasi China  berkurang sekitar 2 juta menjadi Rp1,40 miliar pada akhir tahun 2023. 

Penuaan dan penurunan populasi menjadi keprihatinan China karena hal ini mengakibatkan kekurangan angkatan kerja yang diperlukan untuk menggerakkan ekonomi, serta menimbulkan tekanan pada sistem kesehatan dan pensiun yang sudah lemah.

Berikut ini 3 upaya yang dilakukan China untuk atasi krisis demografi dilansir dari berbagai sumber 

1. Turunkan Biaya Kelahiran Anak 

Pejabat kesehatan China sempat menyerukan pemerintah untuk segera biaya melahirkan dan membesarkan anak pada Mei 2023 lalu. 

Hal ini dilakukan mengingat kekhawatiran tentang uang dan pengembangan karir di kalangan wanita menjadi salah satu faktor utama orang memilih untuk tidak memiliki bayi.

2. Paksa Perempuan China Punya Anak 

Pemerintah China terus melakukan himbauan kepada para perempuan di negaranya untuk menambah jumlah anak yang dilahirkan per kepala keluarga. 

Pemimpin China Xi Jinping bahkan mengatakan kepada Federasi Wanita Seluruh Tiongkok yang terkait dengan Partai Komunis pada bulan Oktober lalu bahwa perempuan harus membantu membangun tren baru dalam keluarga.

3. Berlakukan Kebijakan Tiga Anak 

China telah mengesahkan secara resmi kebijakan tiga anak menjadi undang-undang pada Jum’at, 20 Agustus 2021. Kebijakan ini sekaligus untuk menghapus kebijakan yang membatasi warganya untuk memiliki maksimal dua anak. 

Tak sampai disitu, China juga melengkapi kebijakan ini dengan langkah-langkah yang dinilai strategis seperti menurunkan biaya pendidikan untuk keluarga, meningkatkan pajak dan program bantuan perumahan, menjamin kepentingan hukum pekerja perempuan, serta mengambil tindakan keras soal emas kawin "setinggi langit" dalam pernikahan, tanpa memberikan rincian.