Orang-orang lari mencari perlindungan setelah ledakan gas (Luis Tato/AFP)
Dunia

Kebakaran di Ibu Kota Kenya: 3 Orang Tewas, Ratusan Lainnya Terluka

  • Sebuah truk berisi gas meledak dan memicu bola api besar yang membakar rumah dan gudang di ibu kota Kenya, Nairobi, menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai lebih dari 200 orang.

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Sebuah truk berisi gas meledak dan memicu bola api besar yang membakar rumah dan gudang di ibu kota Kenya, Nairobi, menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai lebih dari 200 orang.

“Kebakaran terjadi pada Kamis malam di lingkungan Embakasi,” kata juru bicara pemerintah Isaac Maigua Mwaura di X, dengan banyak penduduk di dalam pada saat kobaran api mencapai rumah mereka.

“Satu truk dengan nomor registrasi yang tidak diketahui yang diisi dengan gas meledak, menyalakan bola api besar yang merambat luas,” tulisnya pada Jumat, menambahkan bahwa kendaraan, bisnis, dan rumah-rumah penduduk dilalap oleh api.

“Banyak warga yang masih berada di dalam karena sudah larut malam,” katanya, dikutip dari Al Jazeera, pada Jumat, 2 Februari 2024. Menurut Mwaura, sekitar 222 orang dilarikan ke berbagai rumah sakit di ibu kota.

Api akhirnya dipadamkan pada Jumat pagi, tetapi petugas pemadam kebakaran, tim penyelamat, dan polisi sedang mencari orang-orang yang terperangkap di daerah tersebut. Penyebab awal ledakan itu tidak diketahui.

Di tempat kejadian setelah fajar menyingsing, beberapa rumah dan pertokoan hangus. Atap bangunan tempat tinggal berlantai empat sekitar 200 meter dari lokasi ledakan dipatahkan oleh tabung gas yang beterbangan, dan kabel listrik tergeletak di tanah.

Sebelumnya, Palang Merah Kenya mengatakan telah membawa 271 orang ke fasilitas kesehatan di sekitar ibu kota dan 27 dirawat di lokasi.

Mwaura mengatakan daerah itu telah diamankan, dan pusat komando sekarang siap untuk membantu mengoordinasikan operasi penyelamatan dan upaya intervensi lainnya.

“Warga Kenya dengan ini disarankan untuk menjauhkan diri dari area yang terkurung agar misi penyelamatan dapat dilakukan dengan gangguan minimal,” tambahnya.

Caroline Karanja mengatakan sesama warga di lingkungan itu harus melarikan diri setelah ledakan dan saat polisi mengepung seluruh area.

“Polisi mengusir semua orang sehingga sulit untuk mengakses rumah saya dan saya harus mencari tempat untuk tidur sampai pagi ini,” kata Karanja kepada kantor berita Associated Press. Dia mengatakan bau dan asapnya masih tercekik dan dia harus menjauh untuk sementara waktu karena dia memiliki anak kecil.

“Seluruh bangunan terguncang oleh getaran yang sangat besar, rasanya seperti akan runtuh. Awalnya, kami bahkan tidak tahu apa yang terjadi, itu seperti gempa bumi,” terang James Ngoge, yang tinggal di seberang jalan dari tempat kebakaran terjadi, mengatakan kepada kantor berita AFP.

Ngoge mengatakan bahwa bisnisnya, yang berada di jalan yang sama dengan kebakaran, kini hancur total.