Ilustrasi Perdagangan Aset Kripto
Fintech

Kebal Crypto Winter, Indonesia Berpotensi Jadi Pasar Kripto Teratas Dunia

  • Indonesia berpotensi masuk ke jajaran teratas pasar kripto global walaupun saat ini tengah berlangsung fenomena crypto winter.
Fintech
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) Teguh Kurniawan Harmanda mengatakan bahwa Indonesia berpotensi masuk ke jajaran teratas pasar kripto global walaupun saat ini tengah berlangsung fenomena crypto winter.

Untuk diketahui, crypto winter adalah kondisi ketika nilai aset kripto mengalami penurunan drastis dan melemah dalam jangka waktu yang cukup lama.

Teguh Kurniawan Harmanda yang akrab disapa Manda mengatakan bahwa pasar kripto dalam negeri masih punya kesempatan untuk tumbuh karena banyaknya masyarakat yang tertarik untuk berinvestasi di aset kripto dan blockchain, bahkan meskipun mereka kurang familiar dengan aset digital.

"Pertumbuhan jumlah investor kripto dalam negeri terus meningkat walau pasar sedang lesu, artinya banyak individu yang mulai tertarik dengan dunia investasi kripto dan blockchain. Tapi, analisis kami, masih banyak yang belum sepenuhnya paham soal aset digital ini," kata Manda melalui keterangan tertulis, Jumat, 21 Oktober 2022.

Mengutip dari hasil studi, Manda mengungkapkan bagaimana Indonesia diproyeksikan masuk ke dalam jajaran pasar kripto teratas dunia dalam jangka waktu enam bulan ke depan.

Bahkan, menurut studi tersebut, Indonesia termasuk negara berkembang yang lebih punya sentimen positif terhadap aset kripto dibandingkan dengan negara maju.

"Pasalnya, orang-orang di pasar negara berkembang seperti Indonesia terus memiliki sentimen yang lebih optimis mengenai kripto. Di sisi lain, opini terhadap kripto lebih skeptis di negara maju," kata Manda.

Selain Indonesia, negara-negara yang diproyeksikan menjadi pasar kripto teratas dunia adalah Thailand, Uni Emirat Arab, India, Filipina, dan Brasil yang mana investor rata-rata memilih kripto sebagai jenis investasi paling dikenal kedua setelah saham.

Sebagai informasi, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat jumlah investor kripto mencapai 16,3 juta hingga September 2022.

Sepanjang kuartal III-2022, nilai transaksi perdagangan kripto di Indonesia tercatat sebesar Rp266,9 triliun.