Kebanjiran Investor Global, GoTo Kantongi Rp18,53 Triliun dari Pendanaan Pra-IPO
- Entitas hasil merger Gojek dan Tokopedia, GoTo mengumumkan perolehan dana pada penutupan pertama pra-IPO senilai US$1,3 miliar atau Rp18,53 triliun.
Fintech
JAKARTA – Entitas hasil merger Gojek dan Tokopedia, GoTo mengumumkan perolehan dana pada penutupan pertama penggalangan sebelum initial public offering (pra-IPO) senilai US$1,3 miliar atau setara dengan Rp18,53 triliun (asumsi kurs Rp14.253 per dolar Amerika Serikat).
Kumpulan dana segar tersebut berasal dari sejumlah investor global seperti Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), Avanda Investment Management, Fidelity International, Google, Permodalan Nasional Berhad (PNB), Primavera Capital Group, SeaTown Master Fund, Temasek, Tencent, dan Ward Ferry.
“Dukungan yang kami peroleh menunjukkan kepercayaan yang dimiliki investor terhadap ekonomi digital yang berkembang pesat di kawasan ini serta posisi kami sebagai pemimpin pasar,” kata CEO Grup GoTo, Andre Soelistyo dalam keterangan resmi, Kamis 11 November 2021.
- Dukung Pemerintah, Pluang dan UOB Indonesia Luncurkan Reksa Dana UDARI
- Garuda Tutup Rute, Super Air Jet Justru Jual Tiket Murah Jakarta-Yogyakarta Rp300 Ribuan
- Film Penyalin Cahaya Borong 12 Piala Penghargaan FFI 2021
Dana jelang IPO ini, kata Andre, akan digunakan untuk mengembangkan ekosistem dan memperkuat layanan. Termasuk menumbuhkan jumlah pelanggan, perluasan jasa pembayaran dan penawaran layanan keuangan, serta mendorong pemanfaatan armada transportasi dan jaringan logistik yang terintegrasi.
Deputy CIO di Seatown Master Fund, Steven Chua mengatakan pihaknya telah menjadi investor di Gojek selama beberapa tahun.
"Kami berharap dapat melanjutkan perjalanan dengan Grup GoTo yang semakin besar seiring perusahaan memasuki fase pertumbuhan berikutnya,” ujarnya.
Sebagai informasi, Indonesia memiliki produk domestik bruto (PDB) lebih dari US$1 triliun dan merupakan negara terpadat keempat di dunia, dengan populasi muda yang fasih teknologi sebanyak 270 juta.
Ekosistem GoTo yang mencakup hampir dua pertiga dari pengeluaran konsumen Indonesia. Dengan total nilai pasar yang dapat disasar akan tumbuh menjadi lebih dari $600 miliar di Indonesia pada 2025.
Indonesia ini juga memiliki hampir 140 juta orang dengan sedikit atau tanpa akses ke sistem keuangan formal. Sehingga terdapat peluang pertumbuhan yang signifikan bagi perusahaan dalam jasa pembayaran dan keuangan.
Grup GoTo sendiri mencatat lebih dari 1,8 miliar transaksi pada 2020, dengan total Nilai Transaksi Bruto (GTV) lebih dari US$22 miliar, dan berkontribusi ke ekonomi setara dengan lebih dari 2% PDB Indonesia.