<p>Pekerja menyiapkan barang pesanan untuk dikirimkan kepada pembeli di gudang toko daring Lazada di Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Kebutuhan Gudang E-Commerce Diprediksi Melonjak Hingga 3.400 Hektare dalam 5 Tahun

  • JAKARTA – Permintaan lahan industri dan pergudangan akan meningkat dalam lima tahun ke depan seiring dengan pertumbuhan e-commerce di Indonesia. Lembaga konsultan dan penelitian properti Savills Indonesia mencatat area logistik e-commerce pada 2020 telah mencapai 1,3 juta meter persegi. Savills memperkirakan kebutuhan pergudangan e-commerce akan naik sebesar 2,5 kali lipat menjadi 3,4 juta m2 atau […]

Industri
Laila Ramdhini

Laila Ramdhini

Author

JAKARTA – Permintaan lahan industri dan pergudangan akan meningkat dalam lima tahun ke depan seiring dengan pertumbuhan e-commerce di Indonesia.

Lembaga konsultan dan penelitian properti Savills Indonesia mencatat area logistik e-commerce pada 2020 telah mencapai 1,3 juta meter persegi. Savills memperkirakan kebutuhan pergudangan e-commerce akan naik sebesar 2,5 kali lipat menjadi 3,4 juta m2 atau 3.400 hektare pada 2025.

“Dengan pertumbuhan e-commerce yang berkelanjutan, akan ada permintaan untuk logistik yang lebih cepat dan lebih efisien. Jumlah pembeli online akan terus bertambah. Sehingga industri logistik perlu mencari cara untuk memenuhi kebutuhan pembeli di seluruh negeri,” ujar Director Head of Research & Consultancy Savills Anton Sitorus, dalam risetnya, dikutip pada Rabu, 30 Desember 2020.

Anton mengungkapkan permintaan logistik e-commerce sepanjang 2020 melonjak tajam dengan adanya pandemi COVID-19. Seperti diketahui, pembatasan aktivitas fisik memaksa masyarakat untuk diam di rumah. Walhasil, orang lebih banyak membeli barang di platform digital.

Pada tahun ini, industri e-commerce dan logistik mengisi lahan pergudangan modern hingga 70% dari pasokan yang tersedia. Angka ini mengalahkan keterisian oleh industri fast moving consumer goods (FMGC) yang hanya sebesar 30%.

Riset Savills menyebutkan beberapa e-commerce terpopuler memiliki pergudangan dengan area yang sangat besar. Lazada, misalnya memiliki 12 gudang logistik dan 75 hub dengan luasan sekitar 9.000 m2-70.000 m2.

Sementara, Blibli memiliki 20 gudang dengan 32 hub dengan luasan 70.000 m2. Adapun Shopee memiliki 2 gudang dan 14 hub dengan luasan paling kecil 10.000 m2.

Anton menuturkan, dengan adanya potensi tersebut, banyak pengembang properti industri berlomba-lomba membangun kawasan logistik modern yang terintegrasi untuk memenuhi kebutuhan perusahaan e-commerce dan FMCG.

“Pasar cenderung melihat perubahan dalam tren dan preferensi investasi. Sehingga lebih banyak developer mengembangkan fasilitas baru yang modern dan canggih,” kata Anton.

Untuk diketahui, Indonesia telah menarik banyak raksasa teknologi. Raksasa e-commerce China Alibaba, misalnya, baru saja masuk ke pasar Indonesia melalui Tokopedia tahun ini. Amazon juga menunjukkan minat untuk memperluas kehadirannya di Indonesia.

Google & Temasek memproyeksikan nilai penjualan e-commerce Indonesia bakal mencapai US$82 miliar pada 2025. Angka ini meningkat tajam dari tahun 2019 sebesar US$21 miliar. Dengan demikian, pada 2025, Indonesia akan memiliki nilai e-commerce tertinggi di Asia Tenggara. (SKO)