azerbaijan.jpg
Dunia

Kecelakaan Pesawat Azerbaijan Diperkirakan karena Rudal Rusia

  • Rudal ditembakkan ke Penerbangan 8432 selama aktivitas udara pesawat tak berawak di atas Grozny.

Dunia

Amirudin Zuhri

JAKARTA- Kecelakaan pesawat Azerbaijan Airlines yang jatuh di Kazakhstan kini mengarah pada kemungkinan ditembak oleh sistem pertahanan udara Rusia. Hal itu berdasarkan sejumlah fakta dan keterangan sejumlah sumber yang mengetahui hal tersebut.

Penerbangan J2-8243 jatuh dan terbakar pada hari Rabu di dekat kota Aktau di Kazakhstan. Sebanyak 38 orang yang ada dalam pesawat meninggal dunia.

Kecelakaan terjadi setelah pesawat  dialihkan dari wilayah Rusia selatan di mana Moskow telah berulang kali menggunakan sistem pertahanan udara terhadap serangan pesawat tak berawak Ukraina.

Pesawat Embraer  dengan 67 orang di dalamnya dijadwalkan terbang dari Ibukota Azerbaijan, Baku, ke Grozny di Republik Chechnya Rusia.  Pesawat kemudian berbelok ratusan km melintasi Laut Kaspia. Pesawat  jatuh di tepi seberang Laut Kaspia. Pengalihan dilakukan setelah apa yang dikatakan pengawas penerbangan Rusia sebagai keadaan darurat yang mungkin disebabkan oleh serangan burung.

Empat sumber yang mengetahui temuan awal investigasi Azerbaijan atas bencana tersebut kepada Reuters mengatakan  hasil awal menunjukkan pesawat itu dihantam oleh sistem pertahanan udara Pantsir-S Rusia. Komunikasinya dilumpuhkan oleh sistem peperangan elektronik saat mendekati Grozny, kata sumber itu.

Para pejabat tidak menjelaskan mengapa pesawat itu justru dialihkan melintasi laut yang berjarak sekitar 1 jam penerbangan. Sementara Azerbaizan dan Cechnya letaknya berdampingan dan tidak harus menyeberang laut.

“Tidak ada yang mengatakan bahwa hal itu dilakukan dengan sengaja. Namun dengan mempertimbangkan fakta-fakta yang ada, Baku berharap pihak Rusia mengakui penembakan pesawat Azerbaijan,” kata salah satu sumber tersebut.

Tiga sumber lain mengonfirmasi bahwa investigasi Azerbaijan telah mencapai kesimpulan awal yang sama. Tetapi mereka tidak menjelaskan kenapa pesawat justru dialihkan dengan menyeberang Laut Kaspia. Tidak ke lapangan terdekat. Kementerian Pertahanan Rusia tidak menanggapi permintaan komentar.

Sementara Kremlin mengatakan tidaklah pantas untuk berkomentar sampai penyelidikan selesai.  Juru bicara Kremlin Dimitry Peskov mengatakan adalah salah untuk membangun hipotesis sebelum kesimpulan penyelidikan.

Dugaan itu juga didukung sejumlah fakta di lapangan. Video yang diambil  seorang penumpang sebelum kecelakaan dilaporkan menunjukkan lubang pecahan peluru di badan pesawat. Ini  sesuai dengan kerusakan dari rudal darat-ke-udara Rusia. Rekaman itu juga menunjukkan seorang wanita berdarah di kakinya, terluka oleh pecahan peluru. Rekaman video lain di dalam pesawat juga tampak memperlihatkan kerusakan akibat pecahan peluru. Dalam video yang direkam setelah kecelakaan, bagian ekor tampak penuh dengan pecahan peluru.

Tidak Boleh Mendarat

Sumber pemerintah Azerbaijan juga mengonfirmasi kepada Euronews bahwa rudal permukaan-ke-udara Rusia menyebabkan jatuhnya pesawat.

Menurut sumber tersebut, rudal ditembakkan ke Penerbangan 8432 selama aktivitas udara pesawat tak berawak di atas Grozny. Dan  pecahannya mengenai penumpang dan awak kabin saat meledak di samping pesawat di tengah penerbangan.

“Pesawat yang rusak itu tidak diizinkan mendarat di bandara Rusia mana pun meskipun pilot meminta pendaratan darurat. Pesawat justru diperintahkan terbang melintasi Laut Kaspia menuju Aktau di Kazakhstan,” kata sumber pemerintah tersebut.

Menurut data, sistem navigasi GPS pesawat itu mengalami gangguan di sepanjang jalur penerbangan di atas laut. Rudal tersebut disebut ditembakkan dari sistem pertahanan udara Pantsir-S. Menurut sumber-sumber Rusia, pada saat penerbangan Azerbaijan Airlines melewati wilayah Chechnya, pasukan pertahanan udara Rusia secara aktif berusaha menembak jatuh drone Ukraina.

Jika data awal ini dikonfirmasi, ini akan menjadi kedua kalinya dalam satu dekade pasukan Rusia menghancurkan pesawat komersial setelah jatuhnya MH17 di Ukraina. Pesawat Boeing 777 itu ditembak jatuh di Ukraina Timur yang dikuasai pemberontak yang didukung Rusia pada 17 Juli 2014. Hampir 300 orang meninggal dalam kejadian tersebut.

Investigasi menyimpulkan pesawat ditembak oleh sistem pertahanan udara BUK Rusia. Tetapi Moskow menolak semua hasil investigasi tersebut.