s-300.jpg
Dunia

Kehabisan Rudal? Rusia Angkut Pulang S-300 dari Suriah

  •  MOSKOW-Citra satelit mengkonfirmasi Rusia telah menarik  sistem rudal permukaan-ke-udara  S-300 yang mereka tempatkakn di Suriah. Sejumlah 
Dunia
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

MOSKOW-Citra satelit mengkonfirmasi Rusia telah menarik  sistem rudal permukaan-ke-udara  S-300 yang mereka tempatkakn di Suriah. Sejumlah  pengamat yakin baterai sedang dalam perjalanan melalui Laut Hitam untuk mendukung perang Rusia di Ukraina.

Sistem ini  tiba di Suriah pada tahun 2018 dan merupakan hadiah untuk orang kuat Suriah Bashar Al Assad.  S-300 menjadi  peningkatan yang sangat dibutuhkan dari sistem pertahanan udara tua Suriah.

Senjata itu tidak ditempatkan   di pangkalan udara Rusia di selatan Latakia atau pelabuhan angkatan lautnya yang berharga di Tartus untuk melindungi kepentingan Rusia. Sebaliknya, S-300 diposisikakn di pedalaman dan  melindungi target penting Suriah. 

Meskipun selama ini senjata itu diklaim sebagai sistem  milik Suriah, kini  menjadi jelas bahwa Rusia selama ini yang tetap mengendalikannya. Dan sekarang Moskow tampaknya telah mengambil kembali 'hadiahnya' dan mengirimkannya ke Laut Hitam.

Perusahaan intelijen swasta ImageSat International  pada Jumat 26 Agustus 2022 merilis citra yang menunjukkan garnisun baterai yang sekarang kosong di dekat Masyaf, Suriah. Gambar lain menunjukkakn kendaraan baterai berbaris rapi di Tartus di pangkalan angkatan laut Rusia. Sementara ,  kapal kargo Sparta II menunggu di seberang pelabuhan.

Garnisun S-300 yang kosong/ImageSat International  

Sparta II tidak tinggal lama di Tartus. Seperti yang dicatat oleh pakar perang laut HI Sutton kapal  pembawa peralatan militer Rusia yang terkenal itu melewati Bosporus dalam kegelapan ke Laut Hitam pada 24 Agustus. 

Pelacakan satelit menunjukkan kapal itu mendekati Novorossiysk, pangkalan utama Armada Laut Hitam Angkatan Laut Rusia kurang dari 100 mil dari Selat Kerch dan Krimea, sebelum tiba pada hari Sabtu.

S-300 dan kapal pengangkut di Pelabuhan Tartus/ImageSat International  

Turki menutup Selat Turki untuk kapal perang pada hari-hari awal perang. Tidak jelas bagaimana transit Sparta II bisa dilakukan. 

Baterai  S-300 ini diyakini sebagai varian  S-300PMU-2  yang oleh NATO disebut sebagai SA-20B Gargoyle. Senjata ini  dilaporkan menembaki pesawat tempur Angkatan Udara Israel selama serangan udara Israel pada 13 Mei 2022. Namun Israel  meremehkan insiden itu  dan menyebut rudal ditembakkan setelah jet Israel meninggalkan daerah itu. Ini menjadikan penembakan kemungkinan besar hanya sekadar gertakan.

Kapal melintasi Selat Bosporus/Yörük Işık

Rusia mengerahkan S-300 pada tahun 2018 setelah SA-5 atau S-200 Suriah yang sudah tua menembak jatuh pesawat pengintai Il-20 Coot Rusia di atas Mediterania Timur. Penembakan ini terjadi  selama serangan Israel di Latakia menewaskan semua penumpang.

Tetapi dengan fakta yang ada selama ini, S-300 terbukti tidak akan mencegah Israel menyerang target Suriah.

Rusia seperti diketahui mengalami peningkatan tekanan dari serangan udara Ukraina. Selain sistem HIMARS yang cukup merepotkan, Ukraina juga dipastikan telah menerima rudal anti radiasi AGM-88 dari Amerika. Rudal spesialis penghancur radar dan sistem pertahanan tersebut dilaporkan telah berhasil diintegrasikan ke jet tempur MiG-29 Fulcru Ukraina.

Rudal menipis

Tidak diketahui alasan kenapa Rusia harus menarik S-300 mereka yang ditempatkan di Suriah. Apakah ini menunjukkan upaya Rusia untuk memperluas serangan mereka, atau justru karena Moskow mulai kehabisan sistem pertahanan udara hingga harus menarik persediaan penting mereka di luar negeri.

Laporan penarikan S-300 juga terjadi hampir bersamaan dengan klaim Ukraina  ahwa Rusia mulai kehabisan rudal.  Kyiv memperkirakan Rusia saat ini tinggal  memiliki 20 persen dari rudal balistik Iskander. Intelijen Ukraina melaporkan  Rusia memiliki paling banyak 45% rudal yang tersisa. 

Direktorat Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina mengklaim Rusia juga menghadapi situasi sulit dengan rudal jelajah serangan darat 3M14 Kalibr. 

Rusia telah menjadikan Kalibr sebagai perlengkapan perangnya di Ukraina. Jangkauannya yang cukup jauh  memungkinkan serangan  di wilayah  Ukraina. 

Tanda lain dari kesulitan persediaan rudal serangan darat Rusia adalah meningkatnya penggunaan rudal yang tidak dirancang untuk serangan darat. Meskipun dirancang dan dioptimalkan untuk digunakan melawan pesawat, Rusia telah menempatkan S-300 dan rudal anti kapal untuk  dalam peran serangan darat selama pertempuran.  

Rusia juga menggunkan rudal anti kapal mereka terhadap target darat, menunjukkan upaya untuk melestarikan rudal serangan darat yang lebih akurat dan modern.

Sejumlah analis menyebut membangun  banyak rudal serangan darat dengan cepat akan menjadi masalah bagi Rusia karena sanksi yang membatasi  akses mereka ke sejumlah teknologi penting.

Tuduhan bahwa persediaan rudal Rusia menipis sudah ada sejak dua bulan setelah perang dimulai. Namun tuduhan itu belum terbukti dan Rusia masih terus menembakkan rudal jarak jauh mereka. Meski intensitasnya tidak setinggi pada awal-awal perang.

Tetapi bagaimanapun penarikan S-300 dari Suriah adalah hal yang cukup menarik. Karena aset ini juga sangat dibutuhkan Suriah untuk melawan serangan Israel.