garis polisi.jfif
Dunia

Kejamnya Politik Meksiko, Ratusan Politisi Telah Tewas Terbunuh

  • Walikota Chilpancingo, Alejandro Arcos, dibunuh di Meksiko hanya enam hari setelah menjabat. Ini menambah daftar panjang kekerasan terhadap pejabat publik

Dunia

Ilyas Maulana Firdaus

JAKARTA —  Walikota Meksiko Alejandro Arcos meninggal dengan terpenggal kepalanya saat berpergian keluar kota sendiri dalam rangka menemui sebuah pertemuan. 

Arcos yang baru menjabat sebagai Walikota Chilpancingo ibu kota negara bagian Guerrero selama enam hari ini mendapat tindakan kekerasan dari kartel di Meksiko. 

Kejadian yang terjadi pada Minggu, 6 Oktober 2024 telah menjadi kasus yang sedang diselidiki oleh Jaksa Agung negara bagian Guerrero.

Pembunuhan kepada para pejabat ini tidak hanya berlangsung sekali. Tiga hari sebelumnya Sekretaris Kota Chilpancingo Francisco, juga tewas ditembak. Serta masih banyak lagi kasus-kasus pembunuhan yang terjadi kepada politisi atau pemegang jabatan tertentu di pemerintahan.

Sebelumnya pada tahun 2018 kejadian yang sama menimpa 133 politikus di Meksiko menjelang pemilihan umum. Laporan Firma Konsultan Etellect dilansir dari kantor berita AFP  menyebutkan pembunuhan  di Meksiko  ini terjadi sekitar bulan September 2017. Waktu bersamaan dengan dibukanya pendaftaran kandidat hingga hari penutupan kampanye pada 27 Juni 2018. Rentetan pembunuhan  ditutup dengan meninggalnya walikota sementara Michoacan di Meksiko Barat. 

Direktur Firma Etellect Ruben Salazar memaparkan sebuah studi kekerasan terkait pemilu. Studi itu menyebutkan 48 korban termasuk sebagai kandidat yang mencalonkan diri. Dari jumlah itu 28 kandidat tewas dalam kampanye awal, dan 20 kandidat tewa pada kampanye pemilu.

Dia menambahkan ancaman pembunuhan sangat serius di tingkat lokal.  “Kekerasan ini terfokus pada tingkat lokal. Setidaknya  71% dari serangan ini menimpa kepada para politikus atau pejabat terpilih dan kandidat yang mencalonkan diri di tingkat lokal,” ucapnya pada 29 Juni 2018. 

Menurut Salazar, pemilu di tahun 2018 ini menjadi pemilu yang paling banyak diwarnai tindak kekerasan di sepanjang sejarah Meksiko. Meksiko mengalami tingkat kekerasan yang tinggi dimulai pada tahun 2006, ketika pemerintah akhirnya menugaskan militer untuk memerangi peredaran narkoba. 

Meskipun data statistik tidak dapat memastikan dan mencari tindak kekerasan yang terselubung dan terorganisir, namun sudah lebih dari 200,000 orang terbunuh dan sebanyak 30.000 orang lainnya dikabarkan menghilang.

Dilansir dari laman Visionofhumanity.org, kekerasan yang ditujukan terhadap kandidat lokal dan pejabat pemerintah sering digunakan menjadi sarana bagi para kartel serta jaringan kriminal lainnya untuk tetap mempertahankan kendali atas teritorial atas yurisdiksi, ketika korupsi melalui penyuapan dan ancaman tidak lagi menjadi hal yang ditakuti.

Pada tahun 1990an Meksiko menjadi basis yang besar bagi para kartel kriminal dengan melakukan perjanjian demi kelanggengan industri mereka, dengan memanfaatkan perjanjian keuangan dengan para politisi dan penegak hukum disana. 

Pelanggaran-pelanggaran berat yang dilakukan oleh para kartel ini bertujuan untuk fragmentasi, diversifikasi kejahatan, hingga maraknya konflik bersenjata secara tidak langsung meningkatkan tingkat kekerasan langsung dan begitu terbuka. Serta ancaman-ancaman tersebut ditujukan untuk para politisi, tergantung pada kesetiaan dan jaminan kepada para kartel tersebut