Kejar Ekonomi Digital Tumbuh Rp4.531 Triliun pada 2030, Jokowi: UMKM Harus Diberdayakan!
- Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, bahwa sektor ekonomi digital di Indonesia akan tumbuh pesat hingga 8 kali lipat pada 2030 menjadi Rp4.531 triliun dari yang sebelumnya Rp632 triliun pada 2020.
Fintech
JAKARTA - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa sektor ekonomi digital di Indonesia akan tumbuh pesat hingga 8 kali lipat pada 2030 menjadi Rp4.531 triliun dari yang sebelumnya Rp632 triliun pada 2020.
Ia menambahkan peluangnya besar sekali untuk Indonesia bisa terus tumbuh dalam ekosistem ekonomi digital.
"Terutama yang muda-muda. Karena pengguna internet di Indonesia itu mencapai 77% dan penggunaanannya 8 jam 36 menit setiap harinya, besar sekali potensi yang ada," ucap Jokowi dalam acara BUMN Startup Day yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Senin 26 September 2022.
- Pasokan Nikel Melimpah, IBC Ingin Kuasai Pasar Baterai Mobil Listrik ASEAN
- Fakta-Fakta Unik Seputar Pasukan Pengawal Ratu Inggris
- Erick Thohir Rombak Jajaran Komisaris dan Direksi Pertamina, Ini Daftar Barunya
Ia melanjutkan bahwa sektor yang masih dominan di dalam ekosistem digital Indonesia adalah fintech dengan 23%, kemudian disusul retail ada 14%.
Lebih lanjut, ia juga menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi digital juga tidak hanya menyasar sektor fintech saja, tapi bisa juga merembet ke sektor-sektor lain seperti kesehatan, pertanian, hingga UMKM.
"UMKM saya tekankan, UMKM kita punya 65,4 juta, itu harus kita berdayakan. Dari 65,4 juta, baru ada 19 juta yang masuk ke digital," tambah Jokowi.
Ia menekankan memang masih ada banyak persoalan yang harus UMKM selesaikan terkait kemasan, kualitas hingga kapasitas produksi.
Kemudian, ia juga mengingatkan untuk waspada karena ada sebanyak 80-90% startup yang gagal saat merintis, karena tidak melihat kebutuhan pasar yang ada.
"Yang selanjutnya karena kehabisan dana. Nah, dengan adanya venture capital serta BUMN yang hadir, agar bisa menciptakan ekosistem yang besar dan saling sambung," timpal Jokowi.
Menurut Jokowi perlunya sebuah kolaborasi agar perusahaan rintisan yang sedang tumbuh supaya tidak gagal untuk masuk ke pasar dan terus menghadirkan banyak peluang.
Sebelumnya, Jokowi menyampaikan bahwa dunia saat ini sedang berada di posisi yang tidak mudah. Semua negara sulit.
Lembaga-lembaga internasional mengatakan pada tahun 2022 akan sangat sulit dan diprediksi tahun depan akan lebih berat.
"Saat saya bertemu Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, selama masing-masing 2,5 jam dan 1,5 jam, saya simpulkan perang tidak akan segera selesai," kata Jokowi.
- Subaru Serahkan All New BRZ kepada 8 Konsumen Pertama di Indonesia.
- Harga Minyak Dunia Ambles 5,69 Persen, Terendah Sejak Januari 2022
- Waduh! Inilah 5 Kebiasaan yang Tidak Akan Dilakukan Oleh Orang Sukses di Akhir Pekan
Lantas ia melanjutkan bahwa hal tersebut akan berakibat pada banyak kesulitan. Seperti krisis pangan, energi dan finansial.
Jokowi juga mengaku mendapat kabar bahwa ada sebanyak 19.600 orang setiap harinya mati kelaparan karena krisis pangan, namun ia menampik bahwa angka tersebut hanya di dunia.