Plts cirata pln
Energi

Kejar Harga Murah, Pemerintah Dorong Pembangunan PLTS Terapung

  • Banyak surface water di Indonesia yang bisa dioptimalkan untuk bisa menghasilkan energi
Energi
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA - Sejalan dengan upaya transisi energi, Pemerintah menjadikan energi terbarukan sebagai andalan. 

Pembangunan pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) dengan skala besar terus dikejar. Sembari menurunkan biaya pokok pembangkitan (BPP), supaya sampai ke masyarakat dengan harga yang semakin terjangkau.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, PLTS Terapung Cirata  memiliki BPP yang cukup murah, yakni US$5,8 cent per kWh. 

"Kami akan mengembangkan kembali proyek-proyek seperti ini. Banyak memang surface water yang ada di negara kita yang bisa kita manfaatkan, yang bisa kita optimalkan untuk bisa menghasilkan energi," ujarnya dilansir Kamis, 18 Januari 2024. 

Pembangunan PLTS itu disebut melibatkan 1.400 orang pekerja lokal dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di sekitar proyek, 

Tarif tersebut diakui Arifin cukup kompetitif, tetapi dengan tren sekarang pemerintah terus mengejar harga murah. Adapun PLTS Terapung ini terbesar di Asia Tenggara, pengurangan emisinya bisa mencapai 214.000 ton CO2 per tahun, kemudian bisa menghasilkan energi hijau lebih dari 200 juta kilowatt hour yang mampu melistriki 50.000 rumah.

Selain PLTS Atap, Indonesia juga memiliki potensi pengembangan PLTS Terapung, yang dapat dibangun di atas danau dan bendungan di sekitar 325 lokasi di Indonesia.

Mengutip data jumlah bendungan milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), PLTS Terapung dapat dikembangkan di 259 lokasi bendungan dengan potensi kapasitas mencapai 14.701,71 MW serta di 18 lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Air/Mikro/Mikrohidro (PLTA/M/MH) dengan potensi kapasitas hingga 446,1 MW.

Kemudian, dengan mengutip data jumlah danau yang dimiliki oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), PLTS Terapung juga dapat dibangun di atas 36 lokasi danau, dengan potensi kapasitas listrik mencapai 74.665,25 MW.

Selain itu, terdapat pula potensi PLTS Terapung sebanyak 1.806,89 MW yang dapat dibangun di 12 lokasi PLTA/MH. Adapun penghitungan potensi listrik yang dapat dihasilkan berdasarkan Peraturan Menteri PUPR Nomor 7 Tahun 2023 tentang Bendungan, yakni 20 persen dari luas waduk tergenang.