Srettha Thavisin, Perdana Menteri Thailand (Reutes/Carlos Barria)
Dunia

Kejar Pertumbuhan 3,7 Persen, PM Thailand Usulkan Anggaran US$102 M

  • Ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara itu diperkirakan akan tumbuh sebesar 2,7% menjadi 3,7% tahun ini.
Dunia
Distika Safara Setianda

Distika Safara Setianda

Author

JAKARTA - Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin mengumumkan anggaran 3,48 triliun baht (US$101,52 miliar) untuk paruh kedua tahun fiskal berjalan. Hal ini memulai debat tiga hari di antara anggota parlemen. 

“Anggaran sangat penting dalam memajukan perekonomian,” kata Srettha kepada parlemen, dikutip dari Reuters, Rabu, 3 Januari 2024. Ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara itu diperkirakan akan tumbuh sebesar 2,7% menjadi 3,7% tahun ini. 

Ia menambahkan, inflasi diperkirakan antara 1,7% hingga 2,7%. Anggaran baru untuk paruh kedua tahun anggaran yang berakhir pada September 2024 menunjukkan peningkatan belanja sebesar 9,3% dan penurunan defisit anggaran sebesar 0,3% menjadi 693 miliar baht dibandingkan tahun sebelumnya.

Anggaran tahun ini mengalami keterlambatan dari tahun sebelumnya akibat kebuntuan politik yang berlangsung lama setelah pemilihan pada bulan Mei. Sebuah pemerintahan baru dibentuk pada bulan Agustus.

Anggaran yang diajukan tidak termasuk beberapa beberapa item yang sudah dialokasikan untuk paruh pertama tahun fiskal ini, seperti gaji pegawai negeri. “Sekitar seperempatnya dialokasikan untuk menangani isu-isu sosial seperti populasi yang menua, peningkatan pendidikan, dan memperluas layanan kesehatan universal,” ungkap Srettha.

Dewan rendah akan memberikan suara terhadap anggaran minggu ini dan diharapkan akan siap pada awal Mei. “Sekitar 11,3% dialokasikan untuk mempercepat daya saing, termasuk ketahanan energi, ekonomi digital, dan industri masa depan seperti kendaraan listrik,” tambah Srettha.

Pertumbuhan ekonomi Thailand pada kuartal Juli-September hanya mencapai 1,5%, lebih lemah dari yang diharapkan, merupakan laju pertumbuhan terendah sepanjang tahun ini, disebabkan oleh ekspor yang lemah dan belanja pemerintah.

Kebijakan pemerintah yang menyalurkan US$14 miliar untuk memberikan 10.000 baht kepada hampir semua warga Thailand untuk dibelanjakan di komunitas lokal mereka tidak termasuk dalam anggaran, tetapi akan dipertimbangkan dalam undang-undang terpisah.