<p>Ilustrasi pemerintah berupaya menahan dampak COVID-19 terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.  Grafis: Azka Yusra/TrenAsia </p>
Nasional

Kejar Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen, Jokowi Kebut Belanja Pemerintah

  • Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan Presiden Joko Widodo mencapai 7% year on year (yoy) pada kuartal II-2021. Jokowi pun mendorong Kementerian/Lembaga (K/L) hingga Pemerintah Daerah (Pemda) untuk mengebut realisasi belanja.

Nasional

Muhamad Arfan Septiawan

JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan Presiden Joko Widodo mencapai 7% year on year (yoy) pada kuartal II-2021. Jokowi pun mendorong Kementerian/Lembaga (K/L) hingga Pemerintah Daerah (Pemda) untuk mengebut realisasi belanja.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menilai realisasi belanja, baik Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mau pun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) masih sangat rendah. Padahal, kata Jokowi, instrumen tersebut menjadi aspek penting dalam mendongkrak perekonomian Indonesia.

“Saya yakin dengan kerja keras dan belanja pemerintah yang harus dipercepat, target kita pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2021 bisa melompat 7%,” kata Jokowi dalam Rapat Koordinasi Pengawasan Intern Pemerintah, Kamis, 27 Mei 2021.

Jokowi merinci, realisasi APBN dan APBD masing-masing baru mencapai 15% dan 7%. Sekali lagi, Jokowi mengeluhkan postur belanja APBD yang diklaim tidak produktif.

Pasalnya, porsi belanja pengadaan barang dan jasa pemerintah daerah masih kurang dari 5%. Capaian itu berbanding terbalik dengan serapan pengadaan barang dan jasa pemerintah pusat yang sudah mencapai 10,98%.

“Ini yang harus diikuti dan dikawal. Karena itu saya meminta BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) dan pengawas intern pemerintah untuk melihat dan mencari tahu lambatnya realisasi belanja,” ungkap Jokowi.

Selain itu, realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 baru sebesar 24,6% dari pagu. Padahal, kata Jokowi, dana PEN sangat diperlukan untuk menopang kebutuhan harian masyarakat terdampak pandemi COVID-19.

Seperti diketahui, pemerintah menggelontorkan dana 699,43 triliun untuk PEN 2021. Dana itu disalurkan dalam beberapa pos belanja, antara lain kesehatan, perlindungan sosial, dukungan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), pembiayaan korporasi, insentif usaha, dan sektoral K/L & Pemda.

Selain mendorong kecepatan, Jokowi juga mengungkap penerima PEN 2021 harus tepat sasaran. “Serapan PEN masih rendah. Sekali lagi saya ingatkan, kecepatan dan ketepatan diperlukan agar ekonomi kita bangkit kembali,” ucap Jokowi.

Jokowi berbicara mengenai target pertumbuhan ekonomi 2021 yang diproyeksikan mencapai 5,5% yoy. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi kuartal II menjadi momentum dalam menentukan tercapai atau tidaknya target 5,5% yoy di tahun ini.

“Sekali lagi juga ini harus secara akuntabel, efektif dan efisien. Yang ditunggu oleh rakyat itu hasilnya, ini yang banyak kita lupa. Yang ditunggu oleh rakyat adalah manfaat dari setiap rupiah yang dibelanjakan pemerintah,” kata mantan Wali Kota Solo. (RCS)