ebf735a7d4724107a3d64bc8794edc85.jpg
Korporasi

Kejar Syarat Modal Inti, Bank Ganesha Rights Issue 5,59 Miliar Saham

  • PT Bank Ganesha Tbk melakukan aksi korporasi penambahan modal melalui skema rights issue pada kuartal IV-2021. Emiten bersandi saham BGTG ini akan melepas paling banyak 5,59 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp100 per lembar.

Korporasi

Muhamad Arfan Septiawan

JAKARTA - Emiten perbankan PT Bank Ganesha Tbk melakukan aksi korporasi penambahan modal melalui skema rights issue pada kuartal IV-2021. Emiten bersandi saham BGTG ini akan melepas paling banyak 5,59 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp100 per lembar.

Jumlah saham baru yang akan ditebar BGTG itu setara 50% dari modal ditempakan dan disetor perseroan. Dana rights issue ini akan digunakan perseroan untuk memenuhi syarat modal inti Rp2 triliun pada 2021 sebagaimana diatur Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Perseroan merencanakan menggunakan dana hasil PMHMETD (penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu) setelah dikurangi dengan biaya emisi untuk memperkuat struktur permodalan dalam rangka pemenuhan modal minimum dan modal kerja pengembangan usaha Perseroan melalui pemberian kredit, termasuk pemberian kredit dengan layanan digital,” kata Sekretaris Perusahaan Bank Ganesha Febrina Kenya Savitri dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 15 November 2021. 

Dalam memuluskan aksi penguatan modal, BGTG akan melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 22 Desember 2021. Adapun saham baru dalam PMHMETD memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal termasuk hak dividen dengan saham yang telah disetor penuh lainnya.

Febrina bilang perseroan masih belum menentukan harga pelaksanaan rights issue ini. Bila mengacu pada harga saham BGTG pada perdagangan sesi II hari ini sebesar Rp242, perseroan bisa mengantongi dana segar hingga Rp1,35 triliun. 

Adapun posisi modal inti atau tier-1 di BGTG hingga kuartal III-2021 berada di level Rp1,05 triliun atau meningkat tipis dibandingkan akhir 2020 yang sebesar Rp1,04 triliun. Dari segi profitabilitas, BGTG diketahui tengah mengalami penurunan yang cukup siginifikan.

Laba bersih BGTG susut 54% year-on-year (yoy) dari Rp13,30 miliar pada kuartal III-2020 menjadi Rp6,12 miliar pada kuartal III-2021.

Hal itu berdampak pada laba per saham (Earning per share/EPS) Bank Ganesha yang anjlok menjadi Rp0,55 dari sebelumnya Rp1,19 per lembar. Usut punya usut, penurunan kinerja keuangan ini disebabkan oleh menurunnya Net Interest Income (NII).

Hingga kuartal III-2021, NII BGTG parkir di level Rp120,92 miliar atau turun tipis dibandingkan kuartal III-2020 yang mencapai Rp126,80 miliar. Penurunan juga terjadi pada pendapatan operasional, yakni dari Rp37,91 miliar pada kuartal III-2020 menjadi Rp29,71 miliar pada kuartal III-2021.

Di sisi lain, total aset BGTG membengkak dari Rp5,36 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp7,67 triliun pada kuartal III-2021. Sementara total liabilitas juga melesat dari Rp4,22 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp6,53 triliun pada kuartal III-2021.