Kejar Target Bauran Energi, Start Up EBT Suryanesia Raup Pendanaan Rp31 Miliar
- PLN mencatat capaian EBT hingga Juni 2022 baru mencapai 12,8% dari target tahun lalu 15,7%
Industri
JAKARTA — Start up energi terbarukan, Suryanesia mengumumkan perolehan pendanaan tahap awal senilai Rp31 miliar.
Pendanaan tersebut dipimpin oleh Intudo Ventures dengan partisipasi dari sejumlah investor. Dengan pembiayaan ini, Suryanesia berencana untuk mengembangkan timnya guna mempercepat upaya pemasaran dan pembangunan proyek.
Selain penawaran komersial dan industrinya, perusahaan memiliki rencana jangka panjang untuk memperluas ke segmen produksi listrik tenaga surya seperti tenaga angin, penyimpanan baterai, dan sejenisnya untuk memenuhi kebutuhan energi terbarukan yang mengalami peningkatan secara komprehensif di Indonesia.
“Misi kami adalah membantu konsumen, pelaku bisnis, dan pemerintah untuk memanfaatkan invovasi teknologi dan menawarkan solusi baru yang dapat membantu mengatasi perubahan iklim,” papar Rheza Adhihusada, Founder dan CEO Suryanesia, Rabu 4 Januari 2023.
Untuk diketahui, Suryanesia menawarkan Solar-as-a-Service di mana perusahaan akan membiayai di awal, memasang, mengoperasikan, dan memelihara PLTS atap. Layanan ini membidik klien yang memiliki ruang atap yang luas dan konsumsi listrik yang tinggi, seperti mal serta produsen di sektor FMCG, tekstil, farmasi, plastik, barang industri, dan furnitur.
"Mereka dapat menghemat sekitar Rp300-700 juta setiap tahunnya," ujar Rezha.
- Menperin: Insentif Kendaraan Listrik Hanya Untuk Pemilik Pabrik di RI
- Tak Hanya 1899, Ini Deretan Series yang Dibatalkan Netflix
- Lelang SBN Perdana Pemerintah di Awal 2023 Sepi Peminat, Ini Alasannya
- PPKM Melonggar, Biaya Perjalanan Dinas PNS Telan Rp37,8 Triliun
EBT di Indonesia
Sebagai informasi, pemerintah menargetkan bauran energi terbarukan pada 2021 sebesar 14,5%. Namun, berdasarkan data Kementerian ESDM, realisasi bauran EBT tahun 2021 sebesar 12,2%.
Meskipun dalam tren yang meningkat, namun masih jauh dari target yang ditetapkan.
Berdasarkan Indonesia Energy Transition Outlook (IETO) 2023 Institute for Essential Services Reform (IESR), pada kuartal III-2022, bauran energi terbarukan yakni 10,4% atau turun dari kuartal III-2021 yang berada di 11,5%.
Dengan kondisi saat ini, artinya Indonesia masih jauh dari target bauran energi 23% pada 2025. Sebab, pada 2022 saja, PLN mencatat capaian EBT hingga Juni 2022 baru mencapai 12,8% dari target tahun lalu 15,7%.