Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Jisman P. Hutajulu
Energi

Kejar Target dari PLTS Atap, RI Butuh 3,3 Juta Panel Surya

  • Plt Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Jisman P Hutajulu mengungkapkan RI membutuhkan setidaknya 3,3 juta panel surya untuk mencapai target 1,5 Gigawatt (GW) kapasitas PLTS Atap yang terhubung dengan jaringan PLN dan 0,5 GW dari non PLN setiap tahun.
Energi
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA - Plt Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Jisman P Hutajulu mengungkapkan RI membutuhkan setidaknya 3,3 juta panel surya untuk mencapai target 1,5 Gigawatt (GW) kapasitas PLTS Atap yang terhubung dengan jaringan PLN dan 0,5 GW dari non PLN setiap tahun.

Jisman program PLTS Atap bisa mendorong produksi modul surya dalam negeri. Menilik dari sisi hulu, Indonesia mempunyai potensi pasir silika yang dapat dimanfaatkan dalam mendukung industri panel surya.

"Ini dengan asumsi kapasitas 1 modul surya 450 Wp," kata Jisman dalam acara Sosialisasi Permen ESDM Nomor 2 Tahun 2024 di Kementerian ESDM pada Selasa, 5 Maret 2024.

Dengan demikian, diharapkan program PLTS Atap ini dapat mendukung rencana pembangunan industri hulu solar cell yang direncanakan akan terbangun di Jawa Tengah, Pulau Batam dan Pulau Rempang.

Kementerian ESDM menyebut, program PLTS Atap juga bisa mendorong produksi modul surya dalam negeri. Hal ini dibarengi oleh pemerintah telah menerbitkan Permen ESDM No 2 Tahun 2024 tentang PLTS Atap yang Terhubung pada Jaringan Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Untuk Kepentingan Umum (IUPTLU) sebagai revisi Permen ESDM No 26 tahun 2021.

Peraturan Menteri ESDM Nomor 2 Tahun 2024 Tentang Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap Yang Terhubung Pada Jaringan Tenaga Listrik Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Untuk Kepentingan Umum  itu disahkan Arifin 29 Januari 2024.

Melalui Program PLTS Atap, Pemerintah mengajak masyarakat ikut berkontribusi langsung dalam pemanfaatan energi hijau, serta meningkatkan kesadaran dalam melakukan efisiensi energi khususnya di siang hari dengan memaksimalkan energi dari PLTS Atap.

Namun, Jiman juga menekankan PLTS Atap memiliki sifat intermittent, sehingga pengembangan PLTS Atap harus dihitung secara cermat dengan memperhatikan keandalan sistem, sehingga perlu ditetapkan kuota PLTS setiap tahunnya yang masuk ke suatu sistem.