Airlangga Hartarto
Nasional

Kekayaan Menko Airlangga Hartarto Capai Rp454 Miliar pada 2022, Ini Rinciannya

  • Kekayaan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengalami kenaikan 6,7% dari tahun 2021.
Nasional
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Kekayaan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mencapai Rp454 miliar pada 2022 menurut laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) yang disusun oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Pada 2022, nilai tanah dan/atau bangunan yang dimiliki oleh Airlangga mencapai Rp113,97 miliar, naik 5,08% dari Rp108,46 miliar pada 2021.

Secara terperinci, Airlangga memiliki 4 tanah dan bangunan di Jakarta Selatan yang merupakan hasil sendiri dengan total nilai Rp71,45 miliar.

Kemudian, ada kepemilikan tanah di Gianyar yang merupakan hasil sendiri dengan nilai Rp122,4 juta, bangunan di Australia hasil sendiri dengan nilai Rp31,22 miliar.

Selanjutnya, Airlangga juga memiliki tanah di Manado yang merupakan hasil sendiri senilai Rp5,09 miliar, serta tanah dan bangunan di Bogor hasil sendiri dengan nilai Rp6,08 miliar.

Ada kepemilikan tanah dan bangunan Airlangga yang berkurang pada tahun 2022, yakni tanah dan bangunan seluas 39 m2 di Jakarta Selatan yang merupakan hasil sendiri dengan nilai yang tercatat sebesar Rp31,75 miliar pada 2021.

Walaupun kepemilikannya berkurang, namun nilai kekayaan Airlangga dari segmen ini tetap mengalami kenaikan seiring dengan naiknya nilai-nilai aset tanah dan bangunan yang dimilikinya.

Selanjutnya, nilai aset transportasi dan mesin yang dimiliki Airlangga tercatat sebesar Rp2,48 miliar pada 2022, turun 3,1% dari Rp2,56 miliar seiring dengan menurunnya harga mobil-mobil yang dimiliki Airlangga.

Rinciannya, 1 unit mobil Jaguar tahun 2010 senilai Rp325 juta, 1 unit mobil Toyota Vellfire seharga Rp785 juta, 1 unit mobil Toyota Jeep LC 200 HDTP senilai Rp1 miliar, 1 unit mobil Toyota Kijang Innova tahun 2015 seharga Rp179 juta, dan 1 unit mobil Toyota Kijang Innova tahun 2016 seharga Rp200 juta.

Sementara itu, nilai harta bergerak lainnya dimiliki Airlangga Hartarto mencapai Rp573,5 juta. Tidak ada perubahan angka pada segmen ini jika dibandingkan dengan tahun 2021.

Nilai surat berharga Airlangga mengalami kenaikan 2,3% dari Rp54,94 miliar pada 2021 menjadi Rp56,24 miliar pada 2022.

Nilai kas dan setara kas naik 4% secara tahunan menjadi Rp335,08 miliar, sedangkan harta lainnya yang dimiliki oleh Airlangga mengalami kenaikan 67% secara tahunan menjadi Rp16,6 miliar.

Jika dikurangi dengan utang Airlangga yang mencapai Rp70,61 miliar (turun 2,29% dari Rp72,27 miliar pada tahun sebelumnya), maka total kekayaan Menko Perekonomian mencapai Rp454,39 miliar dengan kenaikan 6,7% dari Rp425,6 miliar yang tercatat pada tahun 2021.

Profil Airlangga Hartarto

Airlangga Hartarto yang lahir pada 1 Oktober 1962 menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia periode 2019-2024 di Kabinet Indonesia Maju Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai menteri Perindustrian menggantikan Saleh Husin pada perombakan kabinet kerja Jokowi dan Jusuf Kalla.

Airlangga juga pernah menjabat sebagai ketua Asosiasi Emiten Indonesia periode 2011-2014 dan pernah juga memangku posisi sebagai ketua Komisi VII DPR RI pada 2006-2009 dari fraksi Partai Golkar.

Ia terpilih kembali menjadi anggota DPR periode 2009-2014 untuk daerah pemilihan (dapil) Jawa Barat V dan menjabat sebagai ketua Komisi VI.

Pada periode 2006-2009, Airlangga mengemban  tugas sebagai ketua umum Persatuan Insinyur Indonesia dan menjadi ketua dewan insinyur di lembaga yang sama pada tahun 2009-2012.

Sebagai lulusan jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), ia pun menjabat sebagai anggota Majelis Wali Amanah UGM sampai dengan tahun 2012 dan menjadi pemrakarsa Herman Johannes Award, yakni suatu penghargaan bagi inovasi teknologi.

Ajang tersebut dicetuskannya saat ia menjabat sebagai ketua Keluarga Alumni Fakultas Teknik UGM pada 2003.

Airlangga pun diketahui sebagai pemilik sejumlah perusahaan dan ia menjadi presiden komisaris dari PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FASW).