Petani menanam jagung di persawahan Kunjang, Kediri, provinsi Jawa Timur, Indonesia, 10 April 2023 (Antara Foto/Muhammad Mada)
Nasional

Kekeringan Januari Bikin Panen Padi Rendah, Picu Impor Beras

  • Penurunan produksi beras Indonesia dapat menyebabkan keterbatasan pasokan pada saat harga sudah mendekati level tertinggi sejak 2008 akibat produksi yang lebih rendah di negara-negara penghasil utama seperti Thailand, Vietnam, dan India.
Nasional
Distika Safara Setianda

Distika Safara Setianda

Author

JAKARTA - Seorang petani di Klaten, Jawa Tengah, Wardiyono, biasanya mulai menanam sawah kecilnya pada bulan November. Namun musim ini ia baru mulai pada bulan Januari, ketika hujan tiba setelah bulan-bulan kekeringan akibat fenomena cuaca El Nino yang sangat kuat.

Tiga pekan kemudian, ia khawatir karena hujan belum cukup untuk tanaman yang haus air. “Biasanya hujan turun setiap hari di bulan Januari. Tahun ini berbeda,” kata Wardiyono, 58 tahun. Dia mengatakan beberapa hari terakhir kondisi benar-benar kering, dan selama beberapa hari hanya ada hujan singkat. 

Keterlambatan penanaman dan kekurangan hujan yang dialami oleh Wardiyono menunjukkan kemungkinan panen padi yang lebih buruk dari yang diharapkan dan peningkatan impor pada tahun 2024 di negara pengonsumsi beras terbesar keempat di dunia itu.

Pemerintah memperkirakan puncak panen biasa pada bulan Maret-April akan tertunda sebulan karena curah hujan yang di bawah normal di Jawa, wilayah utama pertanian padi di negara ini.

Penurunan produksi beras Indonesia dapat menyebabkan keterbatasan pasokan pada saat harga sudah mendekati level tertinggi sejak 2008 akibat produksi yang lebih rendah di negara-negara penghasil utama seperti Thailand, Vietnam, dan India.

“International Grains Council yang berbasis di London memperkirakan penurunan produksi padi Indonesia tahun ini setelah fenomena El Nino membatasi panen 2023,” ungkap analis IGC, Peter Clubb.

“El Nino memiliki dampak yang cukup besar di Indonesia, yang menyebabkan berkurangnya curah hujan. Ini kemungkinan akan membuat impor Indonesia tetap di atas rata-rata pada tahun 2024,” katanya, dikutip dari Reuters, pada 2 Februari 2024.

Perkiraan awal Indonesia untuk produksi padi sebanyak 32 juta metrik ton pada tahun 2024 telah terpengaruh oleh prediksi bahwa produksi padi pada Januari dan Februari diperkirakan akan turun 46% dari tahun sebelumnya menjadi 2,25 juta ton.

Biasanya, penanaman untuk tanaman padi utama Indonesia dimulai dengan dimulainya musim hujan pada bulan Oktober, dengan panen pada bulan Februari-April. Negara ini menghasilkan dua tanaman padi, dengan panen selama musim hujan Oktober-April menyumbang 55% dari hasil tahunan.

Tanda-tanda penurunan yang diharapkan pada tahun 2024 terlihat jelas dengan kementerian pertanian melaporkan areal yang ditanami padi pada triwulan IV tahun 2023 turun menjadi 2,91 juta hektar (7,2 juta acre), di bawah target sebesar 3,53 juta hektar (8,7 juta acre).

“Sekitar 35% dari 7,46 juta hektar (18,43 juta hektar) areal penanaman padi di Indonesia bergantung pada hujan untuk irigasi,” jelas Zulharman Djusman, ketua ikatan petani dan nelayan KTNA.

Impor

“Output yang lebih rendah berarti impor yang lebih tinggi dan Indonesia telah menyetujui 2 juta ton pada tahun 2024, seperempatnya diperkirakan akan tiba pada bulan Maret,” kata pejabat. Pada tahun 2023, Indonesia mengimpor 3,06 juta ton beras, hampir mencapai rekor tertinggi.

Hal tersebut diperkirakan akan berdampak pada biaya yang lebih tinggi bagi konsumen Indonesia, mengingat harga beras di Thailand, eksportir terbesar kedua di dunia, dan Vietnam, yang merupakan eksportir terbesar ketiga, telah mengalami kenaikan sejak akhir 2023 setelah periode singkat lega akibat kekeringan di negara-negara pemasok utama.

Harga beras Indonesia sudah mengalami kenaikan, rata-rata 14.763 rupiah ($0,9356) per kg pada bulan Januari, sekitar 15,6% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Skema bantuan pemerintah yang diluncurkan tahun lalu, yang memberikan 10 kg beras setiap bulan kepada 22 juta rumah tangga berpendapatan rendah, telah membantu mengurangi sebagian tekanan, meskipun rumah tangga kelas menengah ke bawah tidak tercakup.

“Di kabupaten Indramayu Jawa Barat, banyak petani yang menanam bibit pada November masih menunggu hujan dan berebut meminjam uang untuk penanaman kembali,” kata Ayip Said Abdullah dari Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan, sebuah kelompok advokasi petani.

“Mereka mengeluarkan uang untuk menyemai bibit padi yang belum tumbuh,” ungkap Ayip.