Pemandangan lokasi penambangan nikel Vale di Sorowako, provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia (Reuters/Ajeng Dinar Ulfiana)
Dunia

Kelebihan Pasokan RI Bikin Harga Nikel Dunia Terus Anjlok

  • Penurunan harga nikel dapat mengakibatkan penutupan sejumlah pertambangan di seluruh dunia, dengan beberapa di antaranya mencari bantuan keuangan dari negara atau bahkan menghadapi risiko kebangkrutan.

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Tren penurunan harga nikel dunia terus berlanjut. Meningkatnya pasokan dari Indonesia disebut-sebut sebagai salah satu faktor utamanya.

Dilansir dari The Business Times, pada penutupan perdagangan Selasa, 6 Februari 2023, harga nikel berdasarkan London Metal Exchange (LME) merosot sebesar 0,58%, menetap di level US$15.927 per ton. 

Perubahan ini mencerminkan penurunan hampir separuh dalam satu tahun terakhir. Dampaknya, para penambang di luar Indonesia terpaksa menutup operasinya.

“Pasar nikel berada dalam kekacauan setelah membanjirnya pasokan baru dari Indonesia yang merupakan akibat dari investasi besar-besaran China dan terobosan teknologi besar-besaran,” tulis laporan di The Business Times, dikutip pada Rabu, 7 Februari 2024.

Penurunan harga nikel dapat mengakibatkan penutupan sejumlah pertambangan di seluruh dunia, dengan beberapa di antaranya mencari bantuan keuangan dari negara atau bahkan menghadapi risiko kebangkrutan.

Sementara itu, menurut laporan dari Morgan Stanley, situasi harga nikel saat ini tidak seburuk tahun 2016, ketika harga nikel jatuh di bawah level US$8.000 per ton. Pada tingkat harga tersebut, beberapa proyek NPI bahkan terpaksa ditutup.

Laporan tersebut mengindikasikan, pemotongan proyek produksi nikel pig iron (NPI) di China, yang menghasilkan sekitar 240 ribu ton NPI, sudah menghadapi penurunan margin. Tapi, produsen NPI di Indonesia tampaknya tidak terlalu terpengaruh oleh tekanan harga saat ini, dan tetap memainkan peran penting sebagai faktor penentu di pasar.

Menurut Morgan Stanley, salah satu masalah utama terkait pasokan adalah membangun inventaris di gudang London Metal Exchange (LME) dan Shanghai Futures Exchange (SHFE).

Rusia juga tetap memegang peranan signifikan di pasar. Meskipun ada peningkatan pasokan dari China, pasokan produk nikel jadi masih dinilai cukup stabil di pasar.

“Kemungkinan nikel mendekati titik terendah tampaknya semakin mungkin terjadi, dalam pandangan kami. Kami memperkirakan harga nikel bisa mencapai titik terendah sekitar US$15.500 per ton pada kuartal II 2024. Harga ini anjlok sekitar 4,5% di bawah harga spot saat ini,” tulis laporan Morgan Stanley.