Aktifitas pelayanan di KKP Pratama Tangerang Barat, Jumat 1 Juli 2022. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Nasional

Keluh Kesah Pegawai Pajak di Balik Perhatian Sri Mulyani

  • Ditjen Pajak belakangan ini kembali menjadi sorotan. Kasus penganiayaan yang melibatkan anak dari pejabat Direktoral Jenderal Pajak Rafael Alun Sambodo, Dendy Mario mencuat ke permukaan.

Nasional

Rizky C. Septania

JAKARTA- Ditjen Pajak belakangan ini kembali menjadi sorotan. Kasus penganiayaan yang melibatkan anak dari pejabat Direktoral Jenderal Pajak Rafael Alun Sambodo, Dendy Mario mencuat ke permukaan.

Netizen yang geram lantas mencari informasi mengenai Rafael. Secara mengejutkan, berdasarkan laporan harta kekayaan pegawai negeri (LHKPN), kekayaan pribadi Rafael mencapai Rp56 Miliar. Hal ini tentunya mambuat publik skeptis terhadap asal harta tersebut mengingat Rafael kemungkinan hanya menerima gaji bulanan kisaran Rp50an juta.

Bagai diterpa badai kedua kalinya, seiring dengan bergulirnya kasus Mario Dendy, beredar kabar bahwa para pegawai pajak rupanya memiliki komunitas motor gede (moge) yakni BlastingRijder DJP.

Menanggapi hal tersebut, Sri Mulyani langsung tanggap dan memberi instruksi agar DJP membubarkan komunitas tersebut. Ia menilai, keberadaan moge menimbulkan persepsi negatif masyarakat dan menimbulkan kecurigaan mengenai sumber kekayaan para pegawai DJP.

"Bahkan apabila moge tersebut diperoleh dan dibeli dengan uang halal dan gaji resmi, mengendarai dan memamerkan moge bagi pejabat/pegawai pajak dan Kemenkeu telah melanggar azas kepatutan dan kepantasan publik," ujar Sri Mulyani dalam akun Instagramnya.

Unggahan tersebut lantas menuai pro dan kontra. Di satu sisi, masyarakat setuju dengan keputusan dan imbauan yang digalakkan bendahara negara itu. Namun di sisi lain, pegawai pajak dan keluarganya berkeluh kesah lantaran merasa terlalu dikekang dan dibatasi pergerakan pribadinya di tengah tekanan mengejar target pajak yang sudah berat.

Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Golkar, Misbakhun dalam komentarnya berkata bahwa dirinya berdiri bersama pegawai pajak. Ia mengatakan puluhan ribu pegawai pajak di luar sana masih banyak yang jujur, profesional, dan berintegritas.

Meski banyak netizen yang menudingnya sebagai antek pegawai pajak, Misbakhun mengatakan bahwa tak bisa dipungkiri DJP berperan dalam memberi andil pada penerimaan negara.

"Saya lebih memilih menjadi antek orang pajak yang punya dedikasi pada tugas nya pada negara dengan jujur dan kredibel karena dengan menjalankan tugas dengan jujur dan kredibel orang pajak maka negara bisa memenuhi target penerimaan pajak untuk membiayai APBN," tulisnya sebagaimana dikutip TrenAsia.com Rabu, 1 Maret 2023.

Dukungan dari Misbakhun lantas mendapat dukungan dari para pegawai pajak dan keluarganya. Sebagian dari mereka merasa berterimakasih atas dukungannya dan merasa menyayangkan dukungan yang tak diberikan oleh Sri Mulyani.

"10 th yg penuh drama DJP dibawah kepemimpinan bu ment*i yg katanya diluar sangat berprestasi. Tapi kok jadinya malah begini??? Bukannya berdiri didepan kami demi melindungi instansi sendiri. Malah ngikutin kata Neti yang kalo komen ga pake hati," tulis akun Meriana.sky.

Berbeda dengan Misbakhun, Senior Manager Product Brainly, Dimas Mukhlas mengatakan bahwa keputusan untuk menekan para pegawai pajak merupakan hal yang wajar dilakukan. Jika tidak, kemungkinan ketidakpercayaan publik pada pegawai pajak akan semakin besar.

"Bu Sri Paham betul dalam konsep ekonomi, ada namanya eksternalitas. Setiap kebijakan diukur untuk mengurangi efek yang membuat pareto efisiensi tidak tercapai," kata Dimas dikutip dari komentar Instagramnya.

Dimas menambahkan, efek eksternalitas itulah nantinya yang akan membuat banyak orang kemudian tak mau membayar pajak.

"Semua nda mau bayar pajak, berarti akan ada kegagalan ekonomi dan risiko sistemik terakumulasi. Oleh karenanya, JIka Anda memilih menjadi pegawai pajak, risikonya ya disoroti oleh masyarakat," tambahnya.

Ia juga mengimbau pada para para pegawai untuk berhati-hati dalam membagikan postingan karena kaitannya erat dengan kepercayaan masyarakat.

"Kalau nda bisa ya jangan jadi pegawai," tulisnya di akhir komentar.

Besarkan Hati Pegawai Pajak

Sehari setelah imbauan Sri Mulyani untuk membubarkan klub Moge DJP, Bendahara Negara itu tampak membesarkan hati para pegawai DJP.

Ia berkunjung ke Kantor Wilayah Pajak II di Solo pada Senin, 27 Februari 2023. Dalam pertemuan tersebut, Sri Mulyani bertemu seluruh pegawai Kemenkeu, terutama jajaran Pegawai Ditjen Pajak untuk melakukan dialog dan mendengar suasana hati dan kondisi para pegawai.

Menghadapi sentimen yang tengah bergulir, Sri Mulyani meminta para pegawai DJP untuk tetap semangat. Menurutnya, lantaran ulah beberapa oknum pegawai pajak, mereka yang bekerja jujur dan lurus ikut terkena imbas.

"Mereka inilah yang merasa terluka dan dikhianati dan tentu sangat kecewa dengan ulah mereka yang mencemarkan nama baik kemenkeu dan DJP. Saya pun merasakan hal yang sama," ujar Sri Mulyani dikutip dari unggahan akun instagramnya.

Ia juga memgimbau jajaran pegawai Kemenkeu dan DJP untuk tetap semangat meski dilanda kekecewaan. Ia meminta jajarannya untuk terus mengawal dan mejalankan tugas negara serta mengelola APB dan kekayaan negara sembari mengembalikan kekayaan publik.

"Tetap semangat, percaya diri lagi. Wong kita nggak ngapa-ngapain kita tidak berbuat salah," tambah bendahara negara tersebut.

Mantan Direktur World Bank itu juga menambahkan bahwa seluruh jajaran pegawai kemenkeu RI dan DJP untuk terus saling mengingatkan dan tetap setia pada jalan lurus dan benar.

"Kita bersama akan terus memperkuat pengawasan pada lembaga internal dan membersihkan lembaga kami dari mereka yang mengotori dan mengkhianati integritas," ujarnya.

Tak lupa, wanita yang disapa Ani ini mengucapkan terimakasih pada jajaran pegawai Kemenkeu dan DJP yang bekerja dengan tulus, lurus, dan berintegritas.

"Kekecewaan dan kegalauan tak membuat kita patah dan kalah, namun akan membuat kita kuat dan tahan dalam badai," tambahnya.