Kembali dari UEA, Erick Thohir Kantongi Pendanaan Rp257 Triliun untuk BUMN
- Menteri BUMN Erick Thohir membawa 'kue investasi' dari perjalanannya mendampingi Presiden Joko Widodo ke Uni Emirat Arab (UEA) pekan ini senilai Rp257 triliun.
Industri
JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir membawa 'kue investasi' dari perjalanannya mendampingi Presiden Jokowi ke Uni Emirat Arab (UEA) pekan ini.
Dia menyebut, dari komitmen bisnis dan investasi US$32,7 miliar setara Rp500,5 triliun (asumsi kurs Rp14.300 per dolar Amerika Serikat) yang diteken kedua negara, Kementerian BUMN mendapatkan alokasi US$18 miliar setara Rp257,4 triliun.
"Jadi mayoritas investasi itu akan dialokasikan ke berbagai BUMN dan mendukung prioritas strategis Kementerian," ujar Erick dalam keterangan resmi, Jumat, 5 November 2021.
Dia mengatakan bahwa komitmen investasi antara pemerintah Indonesia dengan UEA menunjukkan adanya kepercayaan kedua pihak untuk melakukan kerja sama.
Sebanyak US$18 miliar atau Rp257,4 triliun tersebut akan dialokasikan melalui tuga BUMN, yaitu PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero) dan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo.
- Jokowi Minta UEA Investasi Rp500 Triliun untuk Ibu Kota Baru, Ambil Alih Seluruhnya?
- Ilmuwan Temukan Fosil Hominid Purba di Afrika Selatan
- Pulang Jalan-Jalan di Luar Negeri, Jokowi Bawa 'Oleh-Oleh' Rp602 Triliun
Dana tersebut selanjutnya akan mendukung transformasi di ketiga BUMN itu dalam melakukan percepatan investasi, inovasi model bisnis, dan pengembangan teknologi.
"Melihat minat dan komitmen sejumlah investor global dan negara ke Indonesia harus dijawab dengan mempersiapkan SDM kita, sebagai human capital sehingga investasi dana dan modal ini bisa mencapai sasaran," kata Erick.
Dia menjelaskan, Kementerian BUMN mencanangkan beberapa proyek besar terhadap ketiga BUMN yang melakukan kontrak kerja sama dengan perusahaan UEA.
Melalui PLN, pemerintah akan membangun energi terbarukan dalam kerja sama dengan dua BUMN milik pemerintah UEA, yaitu Masdar dan Abu Dhabi National Oil Company (Adnoc).
Selanjutnya, Pertamina akan melakukan revitalisasi refinery, salah satunya di Balikpapan, yang akan meningkatkan kapasitas dan refineries di Indonesia.
Kemudian, Pelindo juga melakukan pengembangan infrastruktur pelabuhan di seluruh kepulauan Indonesia dan pembangunan digital competitiveness.
Erick mengatakan bahwa komitmen baru pemerintah UEA untuk menyalurkan investasi di Indonesia diyakini akan memajukan infrastruktur vital nasional.
“Prospek masa depan ekonomi Indonesia, terutama di sektor-sektor industri yang dikelola BUMN, mampu mendatangkan modal yang akan digunakan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional,” katanya.