Kembali Diserang, Ukraina Bersiap Hadapi Perang Siber
- Ukraina bersiap menghadapi serangan siber yang lebih serius dan berdampak langsung pada warganya setelah serangan oleh peretas beberapa waktu lalu.
Dunia
KYIV – Ukraina bersiap menghadapi serangan siber yang lebih serius dan berdampak langsung pada warganya setelah serangan oleh peretas beberapa waktu lalu.
Serangan itu terjadi pada Jumat, 14 Januari 2022 dan mengganggu bahkan merusak akses berbagai situs web pemerintahan.
“Seiring meningkatnya ketegangan, kita akan menyaksikan aktivitas siber yang lebih agresif di Ukraina dan berpotensi di tempat lain,” kata John Hultquist, seorang analis intelijen di perusahaan keamanan siber Amerika Serikat, Mandiant, seperti dikutip TrenAsia.com dari Reuters pada 18 Januari 2022.
- Catat! Ini Langkah-Langkah dan Syarat Mendapatkan Vaksin Booster
- IHSG Berpotensi Konsolidasi, Simak Saham Pilihan Indosurya Hari Ini
- 2 Anak Usaha Austindo Nusantara Raih Sertifikasi ISPO
Serangan itu dikhawatirkan dapat mencakup serangan destruktif terhadap infrastruktur penting negara.
Pelaku kejahatan siber di dunia yang kebanyakan berasal dari Rusia, belakangan ini mulai menyasar ransomware, pembekuan data, dan peralatan terkomputerisasi pada sistem rumah sakit.
Ada kecurigaan bahwa yang melakukan serangan siber ini adalah pihak Rusia. Meski begitu, Ukraina belum secara langsung menuduh Rusia sebagai pelaku serangan siber yang terjadi.
Ketegangan antara kedua negara dikhawatirkan adalah langkah awal invasi oleh Rusia.
Peretas situs web meninggalkan peringatan berbunyi “takut dan bersiaplah untuk yang terburuk”.
Secara bersamaan, Rusia saat ini telah mengumpulkan sekitar 100.000 tentara di dekat Ukraina, seperti dikutip dari Reuters.
Unit peretasan Rusia yang dikenal sebagai Sandworm telah menghabiskan beberapa tahun terakhir untuk mengembangkan serangan terhadap infrastruktur yang lebih canggih, seperti dikutip dari The New York Times.
- Catat! Ini Langkah-Langkah dan Syarat Mendapatkan Vaksin Booster
- IHSG Berpotensi Konsolidasi, Simak Saham Pilihan Indosurya Hari Ini
- 2 Anak Usaha Austindo Nusantara Raih Sertifikasi ISPO
Ini bukan kali pertama Ukraina menghadapi serangan siber pada infrastruktur negaranya.
Pada Desember 2015, serangan siber mematikan listrik pada 225.000 penduduk barat Ukraina. Peretas juga menyabotase peralatan distribusi daya yang mempersulit upaya pemulihan.
Pemadaman itu berlangsung selama kurang lebih enam jam. Kejadian ini sempat membahayakan Ukraina yang sedang berada di musim dingin di bawah titik beku.
Pada akhir 2016, Lembaga negara Ukraina menjadi target serangan peretas sebanyak sekitar 6.500 kali.
Salah satu serangannya menyasar Perbendaharaan Negara dan berlangsung selama beberapa hari. Akibatnya, para pegawai dan pensiunan tidak dapat menerima gaji mereka tepat waktu.
Dengan rekam sejarah penyerangan yang dihadapi, Ukraina harus bersiap menghadapi perang siber lainnya.