PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO)
Energi

Kembangkan Bisnis Panas Bumi, PGEO Dapat Suntikan Dana dari JICA Senilai Rp2,4 Triliun

  • Pendanaan dari JICA ini bakal digunakan PGEO untuk mengembangkan potensi bisnis energi baru dan terbarukan (EBT) dan panas bumi di Indonesia.

Energi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) berhasil mengamankan pendanaan senilai US$ 155 juta dari Japan International Cooperation Agency (JICA) senilai US$155 juta atau setara dengan Rp2,40 triliun. (kurs Rp15.513 per dolar AS)

Asal tahu saja, pendanaan dari JICA bakal digunakan oleh emiten berkodekan PGEO tersebut dalam mengembangkan potensi bisnis energi baru dan terbarukan (EBT) dan panas bumi di Indonesia.

Direktur Utama PGEO Julfi Hadi menyebut salah satu gembangan potensi panas bumi tersebut melalui ground breaking proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 2 di Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan pada Selasa, 19 Desember 2023 lalu. 

“Jadi pembangunan tersebut nantinya, akan menambah kapasitas panas bumi di Area Lumut Balai sebesar 55 Megawatt (MW) sehingga total panas bumi di wilayah itu menjadi 110 MW,” ujar Julfi dalam keterangan resmi, pada Rabu, 20 Desember 2023. 

Dalam pengembangan proyek Lumut Balai Unit 2, PGEO menjalin kerjasama dengan tiga perusahaan terkemuka dari Jepang, China, dan Indonesia, yaitu Mitsubishi Corporation, SEPCO III Electric Power Construction Co Ltd (SEPCO III), dan PT Wijaya Karya Tbk.

Lebih lanjut, Julfi menyampaikan bahwa proyek Lumut Balai Unit 2 merupakan langkah konkret PGEO dalam mencapai status perusahaan dengan kapasitas 1 Gigawatt (GW).

Dia menambahkan bahwa proyek ini juga termasuk dalam kategori Proyek Strategis Nasional sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 dan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 40 Tahun 2014.

Dengan dilaksanakannya groundbreaking, lanjut Jufli, PGEO bakal mempercepat pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 2 ke fase berikutnya. Target operasional proyek ini dijadwalkan pada akhir tahun 2024.

“Maka setelah dilakukannya groundbreaking, kami akan akselerasi ke tahap desain engineering, pengeboran pondasi Fluid Collection and Reinjection System (FCRS), hingga persiapan jalur transmisi,” kata dia. 

Sebagai informasi, PLTP Lumut Balai Unit 2 memiliki potensi pengurangan emisi hingga 581.784 tCO2eq/tahun. Dengan begitu, hal ini menjadi langkah PGEO dalam mendukung pemerintah untuk mencapai target bauran energi nasional sebesar 23% pada 2025, dan net zero emission atau emisi nol bersih pada 2060.