Kembangkan Pelabuhan Benoa, Pelindo Wujudkan Bali Maritime Tourism Hub
Nasional

Kembangkan Pelabuhan Benoa, Pelindo Wujudkan Bali Maritime Tourism Hub

  • PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo sebagai Badan Usaha Milik Negara  (BUMN) bidang kepelabuhanan tengah mengembangkan beberapa pelabuhan salah satunya adalah Pelabuhan Benoa di Denpasar.

Nasional

Rumpi Rahayu

JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo sebagai Badan Usaha Milik Negara  (BUMN) bidang kepelabuhanan tengah mengembangkan beberapa pelabuhan salah satunya adalah Pelabuhan Benoa di Denpasar. 

Langkah ini diambil sejalan dengan program pemerintah yang menjadikan sektor maritim sebagai prioritas yaitu Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) atau Pusat Pariwisata Maritim Bali.

BMTH menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang pembangunannya masuk dalam Peraturan Presiden Nomor 18 tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2020-2024.

Meski pembangunan Pelabuhan Benoa masih berjalan dan ditargetkan selesai pada 2024, sebagian infrastruktur dasar guna mendukung layanan kapal pesiar sudah rampung digarap.

Contohnya adalah pengembangan dermaga timur di Benoa untuk kapal pesiar. Dermaga ini telah rampung dikerjakan sehingga panjangnya sudah mencapai 500 meter dari yang sebelumnya hanya 350 meter. Sekarang, dua kapal pesiar jumbo bisa sandar sekaligus di Pelabuhan Benoa.

Adapun proyek pengerjaan yang saat ini dilakukan adalah infrastruktur pendukung di laut yakni dua proyek pengerukan alur dan kolam masing-masing untuk paket A dan B. 

Pengerjaan proyek tersebut  sudah mencapai 51,6% dan 58,9% pada pertengahan Oktober 2023. Pengerukan sedimen bawah laut dilakukan hingga kedalaman sekitar minus 12 low water spring (MLWSL) dari permukaan laut.

Total biaya yang dikucurkan untuk proyek itu tembus Rp1,2 triliun yang bersumber dari Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk infrastrutkur di laut dan pengerjaan infrastruktur di darat menelan anggaran mencapai Rp2,2 triliun dari anggaran Pelindo.

Sedangkan infrastruktur di darat lain yang sudah rampung digarap di antaranya perluasan terminal penumpang internasional, pelindung pantai dan dinding penahan tanah serta fasilitas umum penunjang pariwisata lainnya.

Potensi wisata kapal pesiar membawa dampak ekonomi yang besar. Meski durasi kunjungan rata-rata singkat rata-rata dua hingga tiga hari, namun pengeluaran wisatawan mancanegara itu terbilang besar atau sama dengan wisatawan untuk segmentasi konferensi (MICE) yang rata-rata per hari diperkirakan mencapai di atas Rp1 juta per orang.

Pengeluaran itu di antaranya untuk membeli paket tur wisata, makan dan minum, belanja produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), transportasi, hingga kunjungan objek wisata.

Rata-rata satu kapal pesiar berukuran sedang hingga jumbo dengan panjang di atas 290 meter membawa turun turis 500-3.000 orang.

"Yang tak kalah penting, promosi pariwisata dari pengalaman wisatawan itu juga menjadi nilai tambah dalam mendorong kualitas pariwisata Tanah Air," kata Ketua Asosiasi Agen Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Bali, Putu Winastra.