Kembangkan Potensi Mangrove, Unpad Gandeng Lembaga dari 3 Negara
- Penelitian yang diberi judul "Protecting Ecosystems and Livelihoods of the Sundarbans, a World Heritage Site: Assessing the Impact of Natural Hazards on Forest-Based Ecosystem Services" ini berhasil mendapatkan dukungan pendanaan dari Asia-Pacific Network for Global Change Research.
Nasional
BANDUNG - Tim peneliti dari Universitas Padjadjaran bekerja sama dengan peneliti dari University of Sunshine Coast, Australia, serta beberapa perguruan tinggi dan lembaga penelitian di Indonesia, Bangladesh, dan Pakistan telah melakukan penelitian yang berfokus pada pelestarian ekosistem mangrove.
Penelitian yang diberi judul "Protecting Ecosystems and Livelihoods of the Sundarbans, a World Heritage Site: Assessing the Impact of Natural Hazards on Forest-Based Ecosystem Services" ini berhasil mendapatkan dukungan pendanaan dari Asia-Pacific Network for Global Change Research.
Tim peneliti dari Unpad dipimpin oleh Prof. Reginawanti Hindersah dari Fakultas Pertanian. Kolaborasi riset ini melibatkan kawasan mangrove Sundarban di India dan Bangladesh sebagai area utama penelitian, sementara penelitian di Indonesia memberikan kontribusi dalam hal rehabilitasi dan pengelolaan mangrove berbasis masyarakat.
- Didominasi PMA, Realisasi Investasi Indonesia Triwulan II 2023 Capai Rp349,8 Triliun
- Kenapa Kereta Api Tidak Bisa Berhenti Mendadak? Berikut Penjelasan KAI
- PTPN III Sebut Rencana Penambahan Pabrik Bioetanol Masih Dikaji
Dalam laporan penelitiannya, tim peneliti Indonesia telah menekankan peran krusial masyarakat dalam usaha rehabilitasi dan pembibitan jenis-jenis mangrove secara mandiri. Kawasan mangrove dianggap memiliki peran yang signifikan dalam mengurangi dampak perubahan iklim. Penelitian ini diharapkan dapat mendorong penerapan pengelolaan mangrove yang berkelanjutan dan terintegrasi dengan kawasan lainnya.
Selain itu, tim peneliti dari Unpad juga menyoroti pentingnya memperhatikan dan mengembangkan upaya rehabilitasi, restorasi, dan pengelolaan sumber daya, termasuk mangrove, dalam skala kecil yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat.
Teknologi penginderaan jauh (remote sensing) juga dianggap memiliki peran strategis dalam pemantauan dan pengelolaan lingkungan. Beberapa lembaga riset, seperti CSIRO di Australia, telah mengembangkan sistem berbasis geografis dan penginderaan jauh untuk lingkungan perairan, termasuk sungai, danau, waduk, pesisir, dan laut.
Kemajuan teknologi ini diharapkan dapat memberikan manfaat besar untuk pengelolaan lingkungan perairan di Indonesia. Melalui kerjasama internasional dalam bidang penelitian ini, diharapkan upaya pelestarian ekosistem mangrove dan lingkungan lainnya dapat diperkuat, serta mempercepat langkah-langkah menuju keberlanjutan dan keamanan sumber daya alam.