Kemendag Perkuat Sinergi Pusat dan Daerah Dalam Rangka Sambut Natal dan Tahun Baru
Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyelenggarakan Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Kesiapan Bahan Pokok (Bapok) Menghadapi Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 di Manado, Kamis (12/12). Rakorda tersebut adalah sebagai persiapan Kemendag dalam mengawal kestabilan harga dan pasokan bapok di berbagai daerah menjelang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020.
Industri
Manado – Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyelenggarakan Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Kesiapan Bahan Pokok (Bapok) Menghadapi Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 di Manado, Kamis (12/12). Rakorda tersebut adalah sebagai persiapan Kemendag dalam mengawal kestabilan harga dan pasokan bapok di berbagai daerah menjelang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020.
Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Pengamanan Pasar Sutriono Edi dalam siaran pers-nya mengatakan bahwa Kemendag akan melakukan upaya-upaya antisipasi. Hal itu akan dilakukan dengan berkoordinasi dan bersinergi dengan pihak-pihak terkait bapok di daerah. Hal ini untuk mencegah terjadinya gejolak harga bapok menjelang akhir tahun.
“Lebih dari dua tahun terakhir ini, Pemerintah telah berhasil menjaga harga dan pasokan bapok tetap stabil. Terutama menjelang peringatan hari besar keagamaan nasional (HBKN). Kemendag berkomitmen melanjutkan kesuksesan tersebut dengan melakukan upaya-upaya antisipasi dengan berkoordinasi dan bersinergi dengan pihak-pihak terkait bapok di daerah,” jelas Edi.
Menurutnya, Rakorda ini merupakan salah satu implementasi amanat Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) bapok di Jawa Timur pada 4 Oktober 2019. Pada kesempatan itu, Menteri Perdagangan telah memberikan tiga arahan kepada Pemerintah Daerah.
Pertama, untuk segera melakukan langkah antisipasi menjelang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 sejak 2—3 bulan sebelumnya. Kedua, mewaspadai tantangan kondisi kekeringan ekstrim dengan pantauan langsung ke lapangan untuk mengetahui dampak dan proyeksi produksi pangan akibat kekeringan. Ketiga, menjaga kelancaran pasokan ke masyarakat dan keterjangkauan harga di pasar dengan bekerja sama dengan satgas pangan.
Ketiga hal di atas dilakukan guna meminimalkan aksi-aksi spekulasi atau penimbunan yang mengganggu kelancaran pasokan bapok ke masyarakat.
“Provinsi Sulawesi Utara yang mayoritas masyarakatnya merayakan Natal berpotensi mengalami kenaikan permintaan bapok menjelang akhir tahun. Untuk itu, Pemerintah Daerah Sulut diharapkan dapat melakukan berbagai langkah antisipasi. Misalnya dengan melakukan pemantauan dan pelaporan perkembangan bapok harian, meningkatkan koordinasi antarinstansi daerah, dan mencegah tindakan spekulasi,” lanjut Edi.
Lebih jauh Edi menjelaskan, pemerintah daerah diminta untuk memantau dan melaporkan perkembangan harga harian bapok, khususnya beras. Sehingga langkah-langkah koordinatif dapat diambil termasuk jika terjadi kenaikan harga di luar kewajaran.
“Selain itu, harus dilaporkan pula keamanan dan kelancaran distribusi bapok, seperti kerusakan jalan, gelombang besar, dan hambatan lain. Jumlah stok bapok milik pedagang di pasar, khususnya beras, juga harus dipantau dan dilaporkan. Hal ini guna mengetahui perkiraan kebutuhan stok harian bapok di pasar,” paparnya.
Kemendag juga mengharapkan Pemerintah Daerah dapat mengoptimalkan tanda daftar pelaku usaha distribusi (TDPUD) bapok. Pemda juga diharapkan dapat mendata distributor-distributor besar. Juga terus mendorong para distributor terdaftar untuk melaporkan perkembangan harga dan stok tiap bulannya. Pemda juga diimbau secara intensif melakukan media briefing mengenai kemanan stok bapok dalam periode Natal dan tahun baru, bahkan hingga tiga bulan ke depan.