Kemendag Targetkan Pakistan , Bangladesh, Tunisia, dan Maroko
Indonesia melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus melakukan perluasan pasar yang lebih proaktif melalui pasar nontradisional. Hal ini terus dilakukan dengan mencari dan memanfaatkan peluang di negara-negara nontradisional sebagai alternatif pasar ekspor.
Industri
JAKARTA – Indonesia melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus melakukan perluasan pasar yang lebih proaktif melalui pasar nontradisional. Hal ini terus dilakukan dengan mencari dan memanfaatkan peluang di negara-negara nontradisional sebagai alternatif pasar ekspor.
“Adapun perundingan-perundingan yang ditargetkan untuk diselesaikan pada 2021 antara lain perjanjian dengan Uni Eropa, Pakistan Trade in Goods Agreement (TIGA), Bangladesh, Tunisia, dan Maroko,” ujar Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga dalam keterangan resmi, dikutip Kamis, 4 Maret 2021.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Jika berhasil, negara-negara tersebut akan menambah daftar negara nontradisional yang sudah melakukan perjanjian dagang dengan Indonesia.
Saat ini, Indonesia sudah menjalin perjanjian dagang dengan Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), Indonesia-Mozambique Preferential Trade Agreement (PTA), Indonesia-Pakistan PTA.
Berdasarkan data kinerja ekspor nonmigas Indonesia ke beberapa kawasan selama periode 2020/21 (dari tahun ke tahun/year-on-year (yoy)), terjadi peningkatan ekspor tertinggi ke sejumlah kawasan nontradisional. Kawasan-kawasan tersebut adalah Afrika Selatan sebesar 138,2 persen, Eropa Timur sebesar 127,9 persen, dan Afrika Timur sebesar 57,7 persen.
Untuk mewujudkan perluasan pasar, Kemendag mempercepat penyelesaian perjanjian perdagangan yang sedang berjalan dan melakukan perundingan dengan negara-negara nontradisional.
Wamendag menyebut Indonesia berusaha meningkatkan perjanjian dagang bebas (free trade agreement) untuk mendorong pelaku usaha agar melakukan ekspor ke negara-negara yang telah menjalin kerja sama perdagangan dengan Indonesia yang memiliki tarif rendah bahkan hingga 0 persen.
Selain itu, Indonesia juga berupaya untuk mengelola pasar dan produk utama. Kontribusi 10 negara tujuan utama sebesar 69,7 persen dari total nonmigas tahun 2020. Sementara kontribusi 10 produk utama mencapai 59,9 persen dari total ekspor nonmigas tahun 2020.
Terakhir, Wamendag menyebut Indonesia kini sudah diperhitungkan di tingkat kawasan maupun internasional sebagai salah satu pemain kunci di pasar perdagangan dunia.
“Indonesia merupakan satu-satunya negara ASEAN yang menjadi bagian dari G20, dengan representasi dari 85 persen GDP dunia, 75 persen perdagangan global, dan 65 persen populasi dunia. Indonesia juga merupakan anggota aktif di WTO yang terus memperjuangkan keberadaan dan relevansi dari sistem perdagangan multilateral,” tutupnya.