Kemenkes Bantah Adanya Keterkaitan Hepatitis Akut dan Vaksin COVID-19
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) membantah adanya keterkaitan antara vaksinasi COVID19 dengan penyakit hepatitis akut yang menyerang anak-anak.
Nasional
JAKARTA - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) membantah adanya keterkaitan antara vaksinasi COVID19 dengan penyakit hepatitis akut yang menyerang anak-anak.
Hal tersebut disampaikan Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Hanifah Oswari selaku Lead Scientist untuk kasus ini, dalam keterangan pers.
"Kejadian ini dihubungkan dengan vaksin COVID-19 itu tidak benar, karena kejadian saat ini tidak ada bukti bahwa itu berhubungan dengan vaksinasi COVID-19," jelas Hanifah.
- 15 Negara dengan Konsumsi Minyak Sawit Terbesar, Indonesia Puncaki Urutan Pertama
- Tak Hanya Elon Musk, Inilah Miliarder yang Miliki Kepribadian Introvert
- Maskapai Malaysia Ini Resmi Rebranding Jadi Batik Air
Ia menegaskan, hingga saat ini tidak terdapat bukti yang menunjukan adanya keterkaitan antara vaksin COVID-19 dengan Hepatitis akut tersebut, dan melainkan sebagai kejadian yang koinsiden (bersamaan).
Kemudian, sebagai upaya meningkatkan kewaspadaan pencegahan, dan pengendalian Infeksi Hepatitis Akut pada Anak, pemerintah telah menerapkan beberapa hal, diantaranya dengan mengeluarkan Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology).
Selain itu, Kemenkes telah menunjuk beberapa Rumah Sakit Penyakit Infeksi yakni Prof Dr. Sulianti Saroso dan Laboratorium Fakultas Kedokteran UI sebagai laboratorium rujukan untuk pemeriksaan spesimen.
Ataupun, pemerintah meminta kepada seluruh tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan untuk melakukan pencegahan serta pengendalian infeksi, terutama infeksi virus, dan mengharapkan adanya rumah sakit rujukan pada tiap Kabupaten.
Sebelumnya, penyakit Hepatitis akut ini telah masuk ke Indonesia dan telah menyebabkan 3 anak meninggal dunia dengan dugaan penyakit tersebut yang belum diketahui penyebabnya.
Dalam kasus ini, ketiga pasien tersebut merupakan pasien rujukan dengan gejala yang dimiliki ialah mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang dan penurunan kesadaran.