<p>Ilustrasi kegiatan MICE. / Dok. Kemenparekraf</p>
Gaya Hidup

Kemenparekraf Prioritaskan Industri MICE Domestik Pada New Normal

  • JAKARTA – Sebagai strategi peningkatan industri pada new normal, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memprioritaskan industri meetings, incentives, conferencing, and exhibitions (MICE) dengan mendukung penyelenggaran kegiatan secara online maupun offline. Deputi Bidang Penyelenggaraan Event Kemenparekraf Rizki Handayani mengatakan pihaknya akan mendorong pasar domestik terlebih dahulu untuk melaksanakan kegiatan MICE di destinasi. “Termasuk di dalamnya […]

Gaya Hidup

wahyudatun nisa

JAKARTA – Sebagai strategi peningkatan industri pada new normal, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memprioritaskan industri meetings, incentives, conferencing, and exhibitions (MICE) dengan mendukung penyelenggaran kegiatan secara online maupun offline.

Deputi Bidang Penyelenggaraan Event Kemenparekraf Rizki Handayani mengatakan pihaknya akan mendorong pasar domestik terlebih dahulu untuk melaksanakan kegiatan MICE di destinasi.

“Termasuk di dalamnya kami dorong pertemuan-pertemuan pemerintah dan korporasi agar lebih banyak di dalam negeri,” ujar Rizki dalam keterangan resmi, Rabu, 3 Juni 2020.

Nantinya, kata Rizki, pelaksanaan kegiatan di destinasi akan melihat kesiapan daerah. Kemenparekraf telah menyusun protokol kenormalan baru pariwisata untuk nantinya diterapkan ketika suatu daerah telah dinyatakan siap.

Dalam penjelasannya, industri MICE memegang peranan penting dalam pendapatan produk domestik bruto (PDB) tanah air. Wisatawan MICE memiliki tingkat rata-rata lama tinggal dan rerata pengeluaran per kedatangan atau ASPA (average spending per arrival) lebih tinggi dibandingkan dengan wisatawan biasa.

Dia menyebutkan wisatawan MICE rata-rata punya kemampuan pengeluaran sebesar US$2.000 per hari dengan rata-rata lama menginap selama lima hari.

Berdasarkan data Event Industri Council pada 2018, di tahun 2017 industri MICE di Indonesia dapat menghasilkan PDB sebesar US$7,8 miliar dan menciptakan 278.000 lapangan pekerjaan.

“Oleh karena itu, seiring dengan upaya pemerintah menanggulangi penyebaran COVID-19, industri diharapkan dapat bersiap dan mengantisipasi perubahan yang akan terjadi dalam penyelenggaraan MICE ke depan,” ujarnya.

Dikatakan Rizki, pada tatanan normal baru akan terjadi disrupsi teknologi, akselerasi teknologi digital dan informasi lebih cepat dari yang seharusnya. Diperkirakan nantinya akan terjadi pergeseran dari kegiatan offline ke online ataupun perpaduan antara keduanya.

Menurutnya, faktor disrupsi membuat kegiatan online dan offline saling mendukung dan melengkapi. Terlebih, dengan adanya kegiatan virtual dapat memperluas potensi audiens dan membangun aliran pendapatan yang baru.

“Kami akan memastikan strategi pemulihan sektor MICE dengan melibatkan industri,” imbuh Rizki.

Rizki menjelaskan pihaknya akan akan menyusun protokol pelaksanaan kegiatan MICE selepas pandemi yang mengarah pada tren sustainability serta aspek prosedur pencegahan risiko, protokol kesehatan, dan keselamatan. Selain itu juga mendorong peningkatan kapabilitas industri, infrastruktur jaringan teknologi, dan inovasi baru. (SKO)