Menperin Agus Gumiwang sapaan akrabnya pada Forum Bisnis Farmasi dan Alat Kesehatan Indonesia-Jepang ke-2 tahun 2023 di Osaka, Jepang, Kamis (5/10/2023).
Makroekonomi

Kemenperin Buka Peluang Jepang Tambah Investasi di Industri Farmasi dan Alkes

  • Merayu Jepang adalah segendang sepenarian dengan target Indonesia menjadi hub manufaktur untuk industri farmasi dan serta alat kesehatan yang dapat bersaing secara global.

Makroekonomi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) membuka peluang Jepang untuk menambah investasi pada pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan di Indonesia. 

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan upaya tersebut adalah segendang sepenarian dengan target Indonesia menjadi hub manufaktur untuk industri farmasi dan serta alat kesehatan yang dapat bersaing secara global. 

“Ada beberapa faktor utama yang membuat Indonesia menarik bagi produsen alat kesehatan, antara lain adalah pasar yang besar dan terus tumbuh, populasi generasi muda, meningkatnya kelas menengah, kebijakan pemerintah yang probisnis, serta ketersediaan tenaga kerja industri terampil,” kata Agus Gumiwang sapaan akrabnya pada Forum Bisnis Farmasi dan Alat Kesehatan Indonesia-Jepang ke-2 tahun 2023 di Osaka, Jepang, Kamis 5 Oktober 2023.

Pada kesempatan itu, Agus Gumiwang juga memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan forum bisnis ini, yang diharapkan dapat menguatkan kerja sama antara Indonesia dan Jepang, khususnya di bidang industri farmasi dan alat kesehatan. 

“Indonesia akan menjadi negara tujuan yang menarik bagi investor alat kesehatan. Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat peningkatan signifikan dalam jumlah produsen peralatan kesehatan yang beroperasi di Indonesia,” ungkapnya.

Pertumbuhan Industri Kesehatan

Menperin menyebutkan, pertumbuhan industri alat kesehatan di Indonesia semakin berkembang pesat. Merujuk yang ia peroleh, tercatat pada 2021, pasarnya bernilai US$3,5 miliar, dan diperkirakan tumbuh menjadi US$6,5 miliar pada tahun 2026. 

“Guna mendukung kebijakan substitusi impor, kami terus membuka peluang yang menjanjikan untuk para perusahaan berinvestasi di sektor bahan baku untuk industri farmasi dan alat kesehatan. Upaya ini akan menguatkan struktur manufaktur di dalam negeri sehingga bisa berdaya saing global,” paparnya.

Untuk mencapai sasaran tersebut, salah satu langkah kuncinya adalah pemberian insentif untuk memacu investasi dalam penelitian dan pengembangan di sektor industri farmasi dan alat kesehatan. 

“Insentif ini bertujuan untuk menarik lebih banyak investasi pada sektor-sektor ini dan mendorong pengembangan produk-produk baru dan inovatif yang dapat meningkatkan hasil layanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia,” tutur Agus. Selain insentif penelitian dan pengembangan, pemerintah juga terus memprioritaskan pengembangan kapasitas produksi lokal untuk obat esensial dan alat kesehatan. 

“Hal ini mencakup upaya untuk menarik lebih banyak investasi ke sektor ini, serta insentif bagi produsen lokal untuk meningkatkan fasilitas dan meningkatkan kemampuan produksi mereka,” imbuhnya.

Pengembangan Teknologi

Sementara itu, Kemenperin terus mempercepat kemajuan teknologi dan implementasinya di sektor bisnis farmasi untuk meningkatkan ketahanan sistem kesehatan nasional. Salah satu langkah konkret dalam memperkuat struktur industri farmasi adalah dengan fokus pada pengembangan sektor bahan aktif farmasi (API).

“Pengembangan API menjadi kunci agar kita tidak lagi tergantung impor bahan aktif farmasi negara-negara lain karena memiliki kemampuan memproduksi obat-obatan dari bahan bakunya. Kita juga mempunyai kekuatan yang disebut dengan OMAI (Obat Modern Asli Indonesia) yang sangat menjanjikan dan harus terus-menerus dieksplor,” kata Menperin.

Pandemi Covid-19 juga telah menunjukkan pentingnya penguasaan teknologi produk farmasi berbasis biologi, serta menentukan ketergantungan rantai pasokan lintas batas negara.

“Diharapkan melalui forum bisnis ini, Indonesia mampu memperoleh terobosan teknologi untuk sistem kesehatan yang tangguh dan mandiri dalam menghadapi situasi apa pun di masa depan dengan mampu memproduksi vaksin dan produk farmasi berbasis biologi lainnya, serta seperti memanfaatkan keanekaragaman hayati Indonesia melalui produk herbal,” tandasnya.