<p>Ilustrasi industri kopi. / Pixabay</p>
Industri

Kemenperin Terus Dorong IKM Kopi Tanah Air

  • JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong industri kopi di tanah air melakukan optimalisasi penjualan melalui pemesanan online dan layanan pesan antar. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, masa pandemi virus Corona (COVID-19) yang tengah dihadapi saat ini, berdampak besar bagi pelaku industri kecil menengah (IKM) di dalam negeri. Penjualan IKM kopi olahan dikatakan mengalami penurunan […]

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong industri kopi di tanah air melakukan optimalisasi penjualan melalui pemesanan online dan layanan pesan antar.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, masa pandemi virus Corona (COVID-19) yang tengah dihadapi saat ini, berdampak besar bagi pelaku industri kecil menengah (IKM) di dalam negeri. Penjualan IKM kopi olahan dikatakan mengalami penurunan 50-90 persen.

“Ini karena ada pembatasan ruang gerak masyarakat. Kafe, restoran, dan gerai kopi juga terpaksa tutup karena sepi pengunjung,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Kamis, 24 April 2020.

Meskipun demikian, Agus mengungkapkan turunnya demand global merupakan tantangan yang harus dihadapi, salah satunya dengan kreativitas.

“Pemasaran produk kopi secara online adalah bentuk dari kreativitas itu sendiri. Hal ini diharapkan dapat menjangkau pasar lebih luas guna mendorong tingkat konsumsi masyarakat terhadap kopi nusantara,” kata Agus.

Pengembangan industri kopi, lanjutnya, akan dilakukan melalui pembinaan program strategis, antara lain penumbuhan wirausaha baru, pengembangan sentra IKM kopi, serta pengembangan produk dan sertifikasi.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih pun menegaskan, pihaknya akan terus membina dan mengembangkan daya saing pelaku IKM kopi dalam negeri.

“Salah satu program strategis, yaitu dengan pelatihan roasting,” ungkap Gati.

Menurutnya, hal ini dibutuhkan karena kafe mempunyai kebutuhan standar untuk kopi tertentu. Di samping itu, sertifikasi sumber daya manusia (SDM) industri pengolahan kopi juga disesuaikan dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI).

Nantinya, Kemenperin akan menyiapkan anggaran program restrukturisasi mesin dan peralatan produksi untuk pelaku IKM, berupa potongan harga sebesar 30 persen untuk mesin dalam negeri, dan 25 persen untuk mesin impor.

Penghasil Biji Kopi Keempat di Dunia

Meskipun IKM kopi masih terus digenjot, Agus mengungkapkan, perkembangan insutri kopi di tanah air sangat menjanjikan, terutama menyangkut potensi bahan baku.

Ia menjelaskan, Indonesia merupakan negara penghasil biji kopi terbesar keempat di dunia setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia.

Pada tahun 2019, produksi biji kopi di Indonesia mencapai 729,1 ribu ton dengan nilai ekspor sebesar US$10,89 juta.

Di samping itu, kontribusi sektor IKM  terhadap devisa negara cukup signifikan. Hingga saat ini, tercatat sebanyak 1.204 unit usaha IKM kopi olahan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

“Industri olahan kopi juga turut menjadi pemasok bagi munculnya kedai kopi di Indonesia,” ungkap Agus.

Pertumbuhan gerai kopi dalam negeri terus meningkat dari tahun ke tahun. Per Agustus 2019, sudah ada lebih dari 2.950 gerai kopi di Indonesia. Angka ini cukup tinggi dibandingkan dengan tahun 2016, yakni sekitar 1.000 kedai kopi.

“Potensinya bagus sekali, ini menunjukkan semakin banyak orang minum kopi. Apalagi, saat ini minum kopi sudah menjadi bagian dari lifestyle,” kata Gati.