
Kemenperin Usung Lima Sektor Manufaktur Unggulan di Hannover Messe 2020
JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan fokus menampilkan lima sektor manufaktur …
Industri
JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan fokus menampilkan lima sektor manufaktur unggulan di ajang Hannover Messe 2020 pada April mendatang.
Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, Doddy Rahadi mengatakan di ajang Hannover Messe 2020, pihaknya akan fokus menampilkan lima sektor manufaktur unggulan yang mendapat prioritas pengembangan. Hal itu sesuai arah peta jalan Making Indonesia 4.0 (four point zero).
“Kelima sektor itu adalah industri makanan dan minuman, industri tekstil dan pakaian, industri kimia, industri elektronik, dan industri otomotif. Kami akan perlihatkan secara tematik, dari hulu sampai hilirnya, seperti industri otomotif dan tekstil,” terang Doddy.
“Sebab, Indonesia sudah memiliki struktur yang dalam di sektor tersebut,” ujarnya dalam diskusi mengenai persiapan Pemerintah Indonesia pada Hannover Messe 2020, di Gedung Kemenperin, Jakarta, Kamis (27/2/2020).
Menurutnya, di samping itu Kemenperin siap mempromosikan strategi dan program prioritas dalam Making Indonesia 4.0. Hal itu merupakan tekad bertransformasi menuju era industri pasca 3.0 (three point zero).
“Kami akan tunjukkan langkah-langkah strategis yang telah dijalankan selama ini oleh Indonesia dalam upaya implementasi industri 4.0. Bahkan, kami juga perlihatkan Digital Capability Center Indonesia,” imbuhnya.
Doddy juga menyebutkan, di Paviliun Indonesia akan ditampilkan simbol-simbol kerja sama yang telah dilakukan oleh Indonesia dan Jerman. Tidak hanya di sektor industri, tetapi juga di bidang pendidikan vokasi.
“Misalnya, Politeknik Manufaktur Astra (Polman Astra) yang menjalin kerja sama dengan Perkumpulan Ekonomi Indonesia-Jerman (EKONID). Selain itu, kami ada rencana kerja sama dengan kementerian ekonomi Jerman,” tuturnya.
Doddy melanjutkan, dalam rangkaian pameran skala internasional tersebut, Indonesia berpeluang besar meningkatkan investasi di sektor industri. Hal itu dapat dilakukan melalui kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan Jerman dan negara mitra lainnya.
Ia mengaku pihaknya juga mendorong kerja sama dengan investor potensial dari negara Eropa lainnya, seperti Perancis.
“Peluang investasi juga akan terjadi dari berbagai sektor, seperti upaya Indonesia dalam memindahkan ibu kota. Kami meyakini para investor akan tertarik dengan hal itu, seperti pengembangan autonomous car maupun pembangunan smart city,” jelasnya.
Sementara persiapan Indonesia dalam hadapi Hannover Messe 2020, menurut Doddy masih berjalan baik. Pameran teknologi industri terbesar di dunia tersebut akan digelar pada 20-24 April 2020 di Hannover, Jerman.
“Persiapan kita sejauh ini semuanya bagus. Tidak hanya untuk pameran, tetapi juga nantinya ada seminar, Indonesia Night, dan business summit. Jadi, program-program itu juga kita rancang untuk bisa menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia mampu,” pungkasnya.
Sementara itu, Staf Khusus Menteri Perindustrian, Amir Sambodo menyampaikan, Hannover Messe 2020 menjadi kesempatan baik bagi Indonesia sebagai ajang unjuk kemampuan (showcase). Terutama di sektor industri yang telah menerapkan teknologi canggih sesuai era industri 4.0.
“Contohnya industri-industri yang memakai tekonologi digital dalam proses produksinya. Baik itu yang menggunakan internet of things (IoT) atau 3D printing,” jelasnya.
Menurutnya, Indonesia berpeluang menawarkan kepada para pelaku industri skala global yang hadir pada Hannover Messe 2020 untuk menanamkan modalnya di Tanah Air. Sebab, selain punya keunggulan sumber daya alam, Indonesia juga memiliki kawasan yang kondusif untuk pengembangan industri 4.0.
Amir optimistis, dengan menjadi negara mitra resmi Hannover Messe 2020, Indonesia dan Jerman akan semakin menguatkan hubungan bilateral. Kedua negara juga dapat meningkatkan kerja sama di bidang investasi.
“Kami ingin investasi Jerman berkontribusi memperdalam struktur industri di dalam negeri, seperti industri-industri komponen. Sektor lainnya yang kami harapkan adalah pengembangan energi terbarukan,” terangnya.
Saat ini, Jerman merupakan investor Eropa terbesar kedua di Indonesia dan merupakan bagian dari lima besar ekonomi di dunia. Menurut data BKPM, investasi Jerman di Indonesia pada 2019 sekitar USD189 juta yang tersebar pada di 533 proyek.