Kementerian BUMN Benarkan Bekas Karyawan BUMN Terlibat Bom Bunuh Diri di Makassar
“Informasi yang kami dapat, yang ditangkap itu bukan pegawai BUMN tapi pensiunan karyawan BUMN,” kata Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga.
Nasional
JAKARTA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membantah terduga teroris yang ditangkap oleh Densus 88 Antiteror Polri ihwal aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral di Makassar merupakan pegawai perusahaan pelat merah.
“Informasi yang kami dapat, yang ditangkap itu bukan pegawai BUMN tapi pensiunan karyawan BUMN,” ujar Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga dalam keterangan kepada wartawan, Senin 19 April 2021.
Meski begitu, Arya tak dapat memberikan keterangan lebih jauh terkait perusahaan yang sempat jadi tempat terduga teroris tersebut berkerja.
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- Cegah Ledakan Kasus COVID-19, Pemerintah Geser dan Hapus Hari Libur Nasional Ini
- Penyaluran KPR FLPP: BTN Terbesar, Tiga Bank Daerah Terbaik
Penangkapan terduga teroris terkait pengeboman Gereja Katedral Makassar itu dibenarkan Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan Kombes Pol E Zulfan. Ia menyebut telah mengamankan 33 orang dalam insiden bom tersebut.
“Benar, sudah 33 orang yang ditangkap guna pemeriksaan oleh penyidik Densus 88,” katanya kepada TrenAsia.com.
Hanya saja, Zulfan tidak menjelaskan rincian peran pensiunan pegawai BUMN itu dalam insiden bom bunuh diri Makassar.
Sebagai informasi, pada 28 Maret lalu, terjadi aksi pasangan suami istri (pasutri) berinisial L dan YSF melakukan bom bunuh diri di depan Gereja Katedral, Makassar.
Beberapa hari kemudian, Densus pun mengamankan tersangka inisial W yang ternyata merupakan otak dalam merakit bom tersebut. Densus juga mengamankan sejumlah rekan L dan YSF di kelompok tersebut.
Beberapa orang dalam kelompok itu diduga kuat memberi motivasi agar L dan YSF menjalankan aksinya. Tak sampai di sana, Densus juga mengamankan para pihak yang ikut survei lokasi pengeboman.
Puluhan terduga teroris yang telah ditangkap itu kini menjalani pemeriksaan intensif oleh tim Densus 88. Berdasarkan hasil analisis, semua yang diamankan merupakan jaringan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD), kelompok yang berafiliasi dengan ISIS. (SKO)