Gedung Telkom di kawasan Jl Gatot Subroto Jakarta. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Korporasi

Kementerian BUMN: Merger Telkomsel dan Indihome Tak Terkait Bisnis Data Centre Telkom di Singapura

  • Arya mengatakan, penggabungan antara Telkomsel dan Indihome tidak berhubungan dengan strategi Telkom untuk menjadi pemain data centre terbesar di Singapura melalui anak usahanya, Telin Singapore.

Korporasi

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Staf Khusus III Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga membantah bahwa merger antara Telkomsel dan Indihome sebagai strategi untuk mendorong PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) untuk menjadi pemain data centre terbesar di Singapura.

Arya mengatakan, penggabungan antara Telkomsel dan Indihome tidak berhubungan dengan strategi Telkom untuk menjadi pemain data centre terbesar di Singapura melalui anak usahanya, Telin Singapore.

Disampaikan oleh Arya, penggabungan Telkomsel dan Indihome murni sebagai upaya BUMN untuk melaksanakan inisiatif fixed mobile convergence (FMC).

"Merger itu tidak ada kaitannya dengan yang di Singapura itu (ekspansi). Penggabungan ini dibuat untuk menggabungkan layanan mobile dan fixed broadband, dan kalau di negara luar itu sebenarnya sudah seperti itu," ujar Arya menjawab pertanyaan wartawan seusai acara Ngopi BUMN di Jakarta, Kamis, 6 April 2023.

Arya menambahkan, dengan penggabungan Telkomsel dan Indihome, Telkom diharapkan dapat melayani kebutuhan yang lebih baik bagi masyarakat.

Untuk diketahui, sebelumnya, Arya melalui akun Instagram-nya menceritakan bahwa ia melakukan rapat bersama PT Telin Singapura untuk membahas data centre yang saat ini menjadi pemain terbesar di negeri Singa.

"Dalam waktu dekat, akan dilakukan ekspansi, semoga menjadi salah satu pemain data centre yang disegani di Singapura," tulis Arya dalam unggahannya dikutip Jumat, 7 April 2023.

Dalam unggahannya itu, Arya juga menuturkan bahwa ekosistem yang dimiliki Telkom sangat lengkap dan dapat menjadi andalan Telin dalam memberikan layanan terbaiknya di Singapura.

Sebagai informasi, Telkom menandatangani perjanjian pemisahan bersyarat (conditional spin off agreement) dengan Telkomsel pada Kamis 6 April 2023.

Aksi ini sehubungan dengan rencana restrukturisasi korporasi dan transformasi bisnis yang akan dilakukan melalui spin off atas segmen usaha yakni Indihome. Mengutip keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, nilai segmen usaha Indihome yang dipisahkan mencapai Rp58,24 triliun.

“Sebagai bagian dari rencana pemisahan ini, Telkom dan Telkomsel juga telah menandatangani beberapa perjanjian komersial lain yang terkait, yaitu suatu Wholesale Agreement terkait dengan penyediaan infrastruktur, TSA 1 terkait dengan penyediaan layanan fixed broadband core, dan TSA 2 terkait dengan penyediaan layanan IT system,” tulis VP Investor Relations Telkom, Edwin Sebayang dikutip dari keterangan tertulis, Jumat, 7 April 2023.

Manajemen Telkom melanjutkan bahwa pemisahan ini bertujuan untuk mempertahankan daya saing dan keunggulan perseroan dalam menghadapi persaingan usaha di sektor telekomunikasi Indonesia. Spin off juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan yang diberikan kepada pelanggan, perseroan berencana untuk menggabungkan layanan fixed broadband dan mobile broadband (selular) ke dalam satu entitas
bisnis, yaitu Telkomsel.

Pemisahan ini juga diharapkan mengakselerasi proses pemerataan layanan broadband bagi masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Bersamaan dengan pemisahan, pemegang saham lain Telkomsel, yaitu Singapore Telecom Mobile Pte Ltd (Singtel) juga memutuskan untuk turut melakukan penyertaan modal dengan melakukan setoran secara tunai kepada Telkomsel dengan menggunakan valuasi Telkomsel yang sama dengan yang dijadikan acuan pada saat perseroan melakukan pemisahan, yaitu sebesar Rp2,71 triliun.

Dengan ditanda tanganinya perjanjian ini, maka kepemilikan saham TLKM di Telkomsel meningkat dari 65% menjadi 69,90%. Sedangkan kepemilikan saham Singtel turun dari 35% menjadi 30,10%.