Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Tutuka Ariadji
Energi

Kementerian ESDM Akui Sulit Bernapas untuk Penuhi Pasokan Gas dalam Negeri

  • Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tak menampik pasokan gas untuk kebutuhan dalam negeri masih pas-pasan, namun masih harus memenuhi tanggung jawab alokasi untuk Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT).
Energi
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tak menampik pasokan gas untuk kebutuhan dalam negeri masih pas-pasan. ,Di satu sisi masih harus memenuhi tanggung jawab alokasi untuk Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT).

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, pemerintah masih berusaha terus menggencarkan eksplorasi di hulu untuk memenuhi kebutuhan gas nasional.

“Kita masih tidak mudah, masih sulit bernapas untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri walaupun pas, walaupun bisa tapi just right pas tepat kebutuhannya tidak longgar,” ujar Tutuka dalam agenda rapat dengar pendapat dengan Komisi VII, Rabu, 3 April 2024.

Menurut Tutuka, jika melihat penemuan cadangan gas baru-baru ini, produksi paling cepat adalah dari Geng North dengan tambahan potensi gas 5 triliun kaki kubik (TCF). Kemudian diikuti oleh temuan raksasa di Blok Andaman, laut utara Bali, dan Blok Masela.

Namun sayangnya, produksi gas itu baru akan masif dalam 2 tahun mendatang di rentang 2025-2026. Dengan begitu, saat ini produksi gas nasional masih sesak.

Tutuka mengungkapkan, keperluan alokasi gas untuk 265 perusahaan penerima HGBT mencapai 41% dari seluruh produksi gas nasional. Adapun mayoritas produksi gas nasional diserap di dalam negeri, sehingga tidak perlu lagi ketentuan Domestic Market Obligation (DMO).
 

Realisasi Volume Gas Bumi Tertentu 2020—2023:

2023 : realisasi sebesar 686,28 BBTUD; alokasi volume sebesar 814,06 BBTUD atau 84,3%
2022 : realisasi sebesar 708 BBTUD; alokasi volume sebesar 855,06 BBTUD atau 82,8%
2021 : realisasi sebesar 738 BBTUD; alokasi volume sebesar 842,26 BBTUD atau 87,6%
2020 : realisasi sebesar 709 BBTUD; alokasi volume sebesar 836,46 BBTUD atau 84,7%