Kementerian ESDM Beberkan 8 Jurus EBT
JAKARTA – Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Ida Nuryatin Finahari membeberkan delapan strategi pemerintah, dalam mewujudkan pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di sektor pembangkit listrik. Strategi tersebut antara lain pengembangan smart grid, revisi grid code, pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap, dan penyusunan Rancangan Peraturan Presiden (RPP) mengenai EBT. Selain itu, pemerintah juga didorong untuk menjalankan co-firing Pembangkit Listrik Tenaga Uap […]
Industri
JAKARTA – Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Ida Nuryatin Finahari membeberkan delapan strategi pemerintah, dalam mewujudkan pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di sektor pembangkit listrik.
Strategi tersebut antara lain pengembangan smart grid, revisi grid code, pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap, dan penyusunan Rancangan Peraturan Presiden (RPP) mengenai EBT.
Selain itu, pemerintah juga didorong untuk menjalankan co-firing Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan biomassa, serta dedieselisasi atau konversi pembangkit listrik diesel ke pembangkit listrik yang lebih ramah lingkungan.
- Modernland Realty Raup Marketing Sales Rp341 Miliar pada Kuartal I-2021
- Waskita Karya Raih Kontrak Pembangunan Jalan Perbatasan RI-Malaysia Rp225 Miliar
- Pengelola Hypermart (MPPA) Berpotensi Meraih Rp670,85 Miliar Lewat Private Placement
“Kami akan menjalankan renewable energy-based economic development (REBED), yaitu program penggunaan EBT untuk memacu perekonomian wilayah termasuk di daerah 3T melalui pengembangan microgrid,” terangnya dalam sebuah diskusi daring, Kamis, 24 Juni 2021.
Serupa, ada pula program renewable energy-based industry development (REBID) yang dijalankan melalui pengembangan potensi pembangkit listrik tenaga air dan panas bumi skala besar. Pembangkit ini terintegrasi dengan pengembangan industri.
Ida menambahkan, sejalan dengan upaya Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) dalam mendorong pengembangan EBT, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN juga telah menyusun draf Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030.
Diketahui, porsi EBT dalam draft RUPTL tersebut meningkat menjadi 48%, lebih tinggi dibandingkan dengan RUPTL 2019-2028 yang berada di kisaran 30%.
“Kami berharap sektor ketenagalistrikan semakin hari semakin andal dan bersih, bagaimana kita bisa meningkatkan kontribusi EBT khususnya di sektor pembangkit listrik agar semakin kompetitif dan terjangkau untuk masyarakat,” ujar Ida.