Kementerian ESDM Klaim Rice Cooker Gratis Bikin Hemat LPG
- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengklaim program bagi-bagi rice cooker atau penanak nasi dapat menghemat 29 juta kilo penggunaan LPG.
Energi
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengklaim program bagi-bagi rice cooker atau penanak nasi dapat menghemat 29 juta kilo penggunaan LPG atau setara 9,7 juta tabung 3kg.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jisman P. Hutajulu mengungkapkan, program Penyediaan Alat Memasak Berbsis Listrik (AML) sebanyak 500 ribu unit pada tahun 2023 di seluruh Indonesia berpotensi meningkatkan konsumsi listrik sekitar 140 GWh setara dengan kapasitas pembangkitan 20MW.
"Tujuan program ini adalah menjamin akses energi bersih yang terjangkau, andal dan berkelanjutan. Selain itu program ini bertujuan mengurangi impor LPG yang digunakan untuk memasak, meningkatkan konsumsi listrik perkapita, serta mendukung teknologi memasak yang lebih bersih," kata Jisman di Jakarta, Senin, 9 Oktober 2023.
- Panen Raya Padi di Subang Hasilkan 9 Ton per Hektare
- Mengupas Potensi Bitcoin di Periode 'Uptober' 2023
- Thales Prancis Siap Bangun Infrastruktur Teknologi di IKN
Adapun program AML ini tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2023 tentang Penyediaan Alat Memasak Berbasis Listrik Bagi Rumah Tangga. Tujuan program ini adalah untuk menjamin akses energi bersih yang terjangkau, andal dan berkelanjutan.
Jisman menyampaikan bahwa target rumah tangga penerima AML adalah pelanggan PLN atau PLN Batam berdaya 450 VA sampai 1.300 VA yang berdomisili di daerah tersedia listrik 24 jam menyala, rumah tangga tersebut tidak memiliki AML.
Selain itu, alat memasak listrik ini harus memiliki kandungan dalam negeri yang dibuktikan dengan sertifikat TKDN, sesuai Standar Nasional Indonesia, dan memiliki label hemat energi.
Spesifikasi AML yang akan didistribusikan antara lain berfungsi minimal memasak nasi, menghangatkan dan mengukus dengan kapasitas sebesar 1,8 s.d. 2,2 liter.
Program ini merupakan hibah dari Pemerintah, oleh karena itu perlu disematkan stiker yang bertuliskan "Hibah Kementerian ESDM" dan "Tidak untuk diperjualbelikan".
Pengamat Sebut Pengaruhnya Kecil
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan,jika saat ini belum ada yang bisa menjamin efektifitas pengguunaan rice cooker di masyarakat. Pasalnya penggunaan rice cooker di Indonesia kebanyakan hanya untuk menanak nasi.
Sehingga pengaruhnya dalam pengurangan energi kotor menjadi energi bersih kecil. Maka menurt Fabby, saat ini langkah yang harus dilakukan pemerintah adalah mengajarkan penggunaan rice cooker yang optimal bukan sekedar menanak nasi.