Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Tutuka Ariadji
Energi

Kementerian ESDM Minta POD Blok Masela Rampung dalam Dua Bulan

  • Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Tutuka Ariadji mengungkapkan, konsorsium blok Masela masih dalam tahap diskusi terkait revisi plan of development (POD).
Energi
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA - Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Tutuka Ariadji mengungkapkan, konsorsium blok Masela masih  dalam tahap diskusi terkait revisi plan of development (POD).

Tutuka mengharapkan, Inpex, Petronas dan PT Pertamina (Persero) segera merampungkan diskusi. Dirjen Migas ini meminta masyarakat bisa menunggu revisi dalam 1-2 bulan kedepan.

"Semoga revisi PODnya segera, sehingga bisa produksi di akhir 2029. Diskusi mereka sudah bagus, jadi nanti masih tunggu revisinya 1-2 bulan ke depan," katanya kepada awak media di Hotel Mulia pada Senin, 11 September 2023.

Senada dengan Tutuka, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif sebelumnya juga mendorong, Blok Masela paling lambat akan berproduksi paling lambat Desember 2029 setelah mundur karena permasalahan belum menemukan partner.

Sejak tahun 2020 saat Shell keluar blok ini mandek dan tidak memiliki progres atau kepastian kapan akan berproduksi. Sehingga dengan masuknya PT Pertamina (Persero) ke blok tersebut membuat ada kepastian yang selama ini ditunggu pemerintah.

Hal ini menambah update terkait blok abadi ini yang sebelumnya Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D Suryodipuro menerangkan, revisi rencana pengembangan atau plan of development (POD) harus segera diajukan hal ini sembari juga menyelesaikan perpindahan hak partisipasi.

Hudi berharap rencana pengembangan blok masela bisa masuk pada Agustus ini. sehingga produksi tidak kembali tertunda lebih lama. pasalnya pemerintah setempat mentargetkan blok ini akan onstream pada 2029.

Informasi tambahan, wilayah kerja Masela berlokasi di Laut Arafura sekitar 650 Km dari Kepulauan Maluku dan 170 km dari Kepulauan Babar dan Tanimbar. Kontrak ditandatangani pada 16 November 1998 dan berakhir pada November 2028 (30 tahun).

Blok Masela sudah mendapatkan kompensasi waktu 7 tahun dan perpanjangan kontrak selama 20 tahun, sehingga kontrak akan berakhir pada 15 November 2055. Pemegang interest saat ini, Inpex Masela Ltd sebesar 65% atau sebagai operator, dan Shell Upstream Overseas Services Ltd sebesar 35%.

Telah disepakati kilang LNG akan dibangun di darat atau Pulau Yamdena dengan kapasitas produksi gas sebesar 9,5 million ton per annum (MTPA) atau 1.600 million standard cubic feet per day (MMSCFD) dan 150 MMSCFD (gas pipa), serta kondensat 35.000 barrels of condensate per day (BCPD).

Sebelumnya, Pertamina dan Pertonas menggelontorkan dana sebesar US$650 juta atau Rp9,75 triliun (kurs Rp15.000 per dolar AS) dalam proses alihkelola blok Masela.

Namun pembayaran akan dibagi dalam dua waktu, sebesar US$325 juta dalam bentuk tunai dengan tambahan jumlah kontingen sebesar US$325 juta yang harus dibayarkan saat keputusan investasi akhir (FID) diambil pada proyek gas Abadi.