ilustrasi tambang nikel
Energi

Kementerian ESDM Sebut Nikel Pikat Investor, Bagaimana Potensinya?

  • Nikel menjadi komoditas yang sedang ramai diperebutkan apalagi dalam industri kendaraan listrik. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menilai komoditas ini akan laris manis memikat investor masuk ke Indonesia.

Energi

Debrinata Rizky

JAKARTA - Nikel menjadi komoditas yang sedang ramai diperebutkan dalam perkembangan industri kendaraan listrik. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menilai komoditas ini akan laris manis memikat investor masuk ke Indonesia.

Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batubara Irwandy Arif mengatakan, untuk produksi nikel kelas 2, seperti nikel pig iron (NPI) dan feronikel itu umurnya diperkirakan sekitar 6 sampai 11 tahun, tetapi kalau baterai nikel kelas 1, umurnya masih berkisar antara 25 sampai 112 tahun.

"Kalau kita lihat sekarang cadangan 5,2 miliar ton ya kira-kira hampir sama jumlahnya antara yang saprolit dengan limonite kemudian sumber dayanya sekitar 17 miliar ton, nah sumber daya Inilah yang harus kita alihkan menjadi cadangan dan diperlukan upaya eksplorasi detail," ujar Irwandi dilansir Kamis, 19 Oktober 2023.

Guna memperpanjang umur nikel, perlu dikurangi laju konsumsi biji nikel. Termasuk memikirkan bagaimana produk NPI dan feronikel dapat diproses sebagai industrialisasi menjadi stainless steel.

Potensi Menjanjikan Nikel

Berdasarkan data Kementerian ESDM, komoditas nikel di Indonesia masih menjadi yang terbesar di dunia atau setara dengan 23% cadangan di dunia. Total, Indonesia memiliki sumber daya nikel mencapai 17,7 miliar ton bijih dan 177,8 juta ton logam, dengan jumlah cadangan 5,2 miliar ton bijih dan 57 juta ton logam.

Selain itu, terdapat beberapa wilayah yang memiliki kandungan nikel, namun belum dieksplorasi (greenfield) yang tersebar di Provinsi Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.

Peluang dari meningkatkan jumlah cadangan nikel masih sangat terbuka di mana Indonesia perlu melakukan eksplorasi di wilayah wilayah greenfield yang diperkirakan mengandung nikel.

Melihat wilayah - wilayah greenfield nikel yang masih luas dan menjanjikan dengan potensi cadangan yang besar dan peluang industri hilir nikel yang masih dibutuhkan tersebut, Indonesia adalah pilihan yang menarik untuk dilakukan pengembangan investasi pada sektor pertambangan nikel.

Berdasarkan Booklet Tambang Nikel 2020, peta sebaran lokasi sumber daya dan cadangan nikel diluar wilayah IUP/KK nikel di Pulau Sulawesi tahun 2020, menunjukkan Sulawesi Tenggara 77% wilayah potensi pembawa mineralisasi belum ada WIUP dengan potensi cadangan 2,6 milyar ton.

Maluku, 43% wilayah potensi pembawa mineralisasi belum ada WIUP dan cadangan 1,4 miliar ton, sedangkan untuk Papua data potensi investasi lebih menarik lagi, potensi cadangan 0,06 miliar ton dengan wilayah potensi pembawa mineralisasi belum ada WIUP sebesar 98%.